CIMAHI-Operasi pasar murah (OPM) yang pertama digelar di Kota Cimahi mendapat sambutan antusias warga, Selasa (21/5). Sebanyak 1.800 paket yang disediakan untuk warga Kecamatan Cimahi Utara ludes diserbu dalam tempo waktu dua jam.
Setiap warga mendapat jatah satu kupon paket yang dijual dengan harga Rp60 ribu yang terdiri dari beras sebanyak 5 kilogram, gula pasir 3 kilogram, dan minyak goreng kemasan 3 liter.
Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna mengapresiasi Disperindag Provinsi Jabar dan Bulog Divre Jabar yang bekerja sama dengan Pemkot Cimahi dalam menyelengarakan kegiatan OPM ini. “Insyallah, kegiatan ini bermanfaat dalam rangka penyediaan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu,” kata Ajay.
Baca Juga:Baliho Ucapan Kemenangan 02 Masih TerpasangIngin Jual Ginjal, Pemerintah Kabulkan Harapan Ida
Paket sembako yang dijual dalam operasi pasar ini lebih murah dibanding harga di pasaran karena mendapat subsidi. Untuk beras jenis premium dijual Rp6.500 per kilogram, gula pasir Rp7.000 per kilogram dan minyak goreng Rp7.500 per liter. “Operasi pasar murah bertujuan meringankan sebagian beban masyarakat rumah tangga miskin (RTH) dengan memberikan harga beli yang lebih rendah daripada harga pasar,” ujarnya.
Selain di Cimahi Utara, OPM serupa rencananya bakal digelar di Kecamatan Cimahi Tengah untuk 1.800 RTS dan Cimahi Selatan sebanyak 2.400 RTS. Sementara itu, Pemprov Jabar menyediakan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk menyelenggarakan OPM di 27 kabupaten/kota di Jabar dengan sasaran mencapai 222,054 RTM.
Kepala Disperindag Jabar, Arifin Soedjayana mengakui, OPM yang digelar pada pertengahan bulan Ramadan ini hanya bisa membantu untuk sekitar 10 persen RTS di Jabar. “Warga kurang mampu di Jabar mencapai 2,3 juta, jadi ini hanya 10 persennya. Jika masing-masing kabupaten/kota juga menganggarkan, makin memperbanyak RTM yang mendapatkan subsidi,” kata Arifin.
Dia mengharap, RTM tidak menjual lagi paket sembako yang sudah mereka dapatkan hanya karena ingin mendapatkan untung lebih. “Harga setiap paket Rp 136 ribu, tapi warga cukup membayar Rp60 ribu, jadi ada kelebihan Rp76 ribu. Kalau saya bayar Rp 100 ribu, berarti sudah punya keuntungan Rp40 ribu. Nah itu yang harus dijaga karena jadi tidak mengena sasarannya,” ungkapnya.