PURWAKARTA-Menanam mentimun, terbilang mudah dan murah. Akan tetapi, untuk memanen mentimun dengan kwalitas pasar, tak sesederhana yang dibayangkan. Dibutuhkan kesabaran keahlian dan modal sebagai daya dukungnya.
Adalah Gofur, petani mentimun, warga Kampung Citalaga Desa Sindangsari Kecamatan Bojong. Dia harus menyiapkan sebidang tanah, para kuli khusus yang ahli dibidangnya serta modal dan membaca timing pemasaran yang tepat.
“Menanam mentimun di akhir bulan Ramadhan, tentu bukan timun suri, tetapi timun sayur. Sebab pada saatnya timun dipanen 40 hari ke depan adalah momen pasca lebaran,” terang Gofur.
Saat itu, kata dia, dimana semua orang bosan dengan makanan berlemak. Seperti kuah daging, kuah opor ayam dan aneka kue panganan Lebaran. Pasti mereka akan mencari sayuran segar, mentimun salah satunya.
Baca Juga:Bupati Karawang Ucapkan Selamat Kepada Jokowi-Ma’ruf AminMaksimalkan Pendapatan Pajak Daerah
“Biasanya harga jual mentimun sayur pasca lebaran akan relarif naik. Kita sudah hitung waktu, agar saat panen mentimun yang kita tanam sepekan ini, bisa dipetik saat abis lebaran,” imbuh Gofur.
Untuk mewujudkan rencananya itu, Gofur dibantu dua tenaga ahlinya yang dibayar harian. Dari mulai mengolah tanah, menyusun bambu penopang dan melakukan pemeliharaan hama dan penyakit tanaman selepas mentimun tumbuh.
“Saya menanam mentimun sayur ini dilahan, seluas 2.000 meter lebih. Modalnya lumayan, karena banyak bahan yang harus dibeli. Dari mulai plastik, bilah-bilah bambu dan bibit mentimun sayur,” terangnya.
Hanya saja Gofur tak merinci angka modal yang dikeluarkanya secara detail. “Ya sekitar Rp 8 juta an lah,” imbuhnya.
Jika panen tiba 40 hari ke depan, pasar induk yang biasa menampung hasil kebunnya. Menjadi pasar potensialnya, biasanya pasar Induk Cibitung. Namun kali ini ada dijual juga di pasar Induk Sayur dan buah Cikopo.
“Kita jual, ke lapak pedagang sayur dipasar induk Cikopo atau bahkan Cibitung Bekasi,” ungkap Gofur.(dyt/vry)