“Saya minta keadilan saja kalau Al-Safar difatwakan seperti itu saya minta fatwanya masjid Nabawi fatwanya bagaimana karena sama jangan tidak adil. Karena Al-Safar ada Ridwan Kamilnya dipeyeum, dibahas-bahas, tapi tempat suci umat Islam tidak pernah disentuh,” kata kang Emil.
Emil juga menyamakan Masjid Raya Jakarta yang katanya terdapat simbol segitiga namun tidak seheboh Masjid yang dibangunnya.
“Masjid Raya Jakarta, kenapa tidak heboh? Mungkin karena arsitekturnya bukan (karya) Ridwan Kamil jadi tidak ramai, tidak picemooheun,” ungkap dia.
Baca Juga:Pelayanan Publik Masih Sepi, Pemdes Pasanggrahan Segera Tempati Kantor BaruAyah dan Anak Tewas Tenggelam
Emil menjelaskan sebenarnya bentuk di Masjid Al-Safar yang viral itu bukan segitiga, tapi trapesium.
Emil menegaskan, dia tidak sepakat tiap masjid atau bangunan ditemukan simbol yang dianggap non-muslim maka disimpulkan melanggar syariat. Sebab, kata dia, mungkin hal itu disebabkan oleh ketidaktahuan
Sementara itu, Ustad Rahmat membantah tudingan simbol iluminati ini untuk menjatuhkan karir Politik Ridwan Kamil. Rahmat menyebutkan dirinya hanya menyampaikan sistem pemerintahan yang dibangun bisa menjadi jebakan zionis.
“Tidak sama sekali, demi Allah. Sama sekali saya tidak pernah berniat menjatuhkan Ridwan Kamil. Tadi, telah saya sampaikan kepada beliau, kita akan terbuka. Dan saya tidak suuzon kepada siapa pun. Kalau saya memfitnah beliau keturunan Dajjal, itu fitnah. Coba di dalam ceramah, ada enggak kata-kata itu?” kata Rahmat.
“Saya hanya menyampaikan ada sistem pemerintahan yang sedang dibangun oleh mereka yang bisa jadi jebakan. Jebakan kepada siapa pun, kepada saya dan Pak Ridwan Kamil juga bisa,” ujar Rahmat. (*/fin).