LEMBANG-Sebanyak 700 ton per hari sampah menumpuk di seluruh wilayah Kabipten Bandung Barat. Namun yang mampu terangkut baru 145 ton hingga 150 ton/hari.
Hal itu disampaikan oleh Kepala UPT Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup KBB, Rudi Kuntadi.
Menurutnya, Sampah tersebut bersumber dari konsumsi masyarakat serta sampah di pasar tradisional yang terjadi sejak malam takbiran hingga akhir liburan kemarin. Hal itu disebabkan belum maksimalnya pengangkutan sampah karena kurangnya armada. Saat ini dengan petugas yang berjumlah 247 orang terdiri dari sopir dan kernet truk petugas lapangan, dan hanya memiliki 20 unit truk sampah yang bolak-balik mengirim ke TPA Sarimukti.
Baca Juga:Masih Jadi Wisata Primadona, Pedagang Harap Pondok Bali di Tata LagiDrainase dan TPT Desa Cisalada Dikerjakan Swadaya
Rudi menyebutkan, setiap tahunnya pada momentum lebaran volume sampah mengalami peningkatan jika dibandingkan di luar lebaran. Sehingga UPT Kebersihan sudah mengantisipasi dengan menyiapkan armada dan petugas kebersihan di sejumlah titik terutama di lokasi sampah liar di jalur protokol.
“Khusus malam takbiran kami menyiapkan 96 petugas untuk tiga lokasi Padalarang, Batujajar dan Lembang dengan jumlah armada 6 unit dump truk, 1 APSL (armada pengakut sampah liar) dan 6 motor kaisar. Sementara pada libur lebaran kami hanya menyiapkan 20 petugas saja yang difokuskan di Lembang dan Padalarang,” ungkapnya seraya menyebutkan di Lembang hanya menyiapkan 1 dump truk dan 2 motor kaisar. Senin (10/6), di Bandung Barat.
Sementara, sepanjang libur lebaran tahun ini, volume sampah yang berhasil diangkut oleh UPT Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat mencapai 52 ton. “Yang paling tinggi justru pada malam takbiran mencapai 40 ton yang berada di tiga wilayah mulai dari Lembang, Padalarang dan Batujajar. Sisanya 12 ton itu pada libur lebaran sejak Kamis (6/6) hingga Minggu (9/6) atau per hari mencapai 3 ton khusus di jalur protokol Lembang,” ujar Rudi
Namun, Rudi menyebutkan, sampai saat ini belum ada permintaan pengangkutan sampah di objek wisata, sehingga belum dilakukan aktivitas pengangkutan. “Sampai saat ini belum ada permintaan tapi kita akan berkoordinasi dengan pengelola wisata karena kami sistemnya on call. Mungkin karena kemarin masih ramai pengunjung sehingga khawatir mengganggu dengan bau sampah jadi biasanya kalau pengunjung sudah mulai sedikit baru pengangkutan dilakukan,” katanya. (eko/sep)