Bersikap provisionalisme bagi partai politik memang akan sangat sulit untuk diterapkan, karena pada umumnya setiap kali partaipolitik menerima suatu ideologi yang bertentangan dengan ideologi yang dianut oleh partainya, maka terkadang hal tersebut tidak pernah dianggap sebagai hal yang benar. Karenanya, meskipun sikap provisionalisme partai politik harus dinantikan oleh masyarakat, tetapi kini sudah seharusnya partai politik melakukan reorientasi wawasannya demi menciptakan kondisi politik yang kondusif. Artinya apapun itu yang dianggap salah, jangan terlalu menjadikan permasalahan tersebut sebagai permasalahan yang serius.
Selama itu tidak melanggar hukum, maka tidak perlu juga untuk selalu diperdebatkan, dan dianggap salah terus menerus. Oleh karena itu, partai politik jangan membiarkan publik mengonsumsi konflik yang dihasilkan melalui permasalahan yang sepele, dan jangan biarkan juga publik mengonsumsi konflik yang disebabkan karena perbedaan ideologi antar partai politik.
Maka dari itu, peristiwa yang sedang dialami oleh Partai Demokrat sebaiknya menjadi pelajaran bagi seluruh partai politik di Indonesia agar mengutamakan provisionalisme. Apabila ada pandangan lain dalam hal apapun itu, maka jangan sampai partai politik itu saling melakukan hujatan yang tidak penting.
Baca Juga:Permudah Transaksi Tabungan Emas, Pegadaian Gulirkan Digital ServiceDesa Harus Mampu Kelola Sampah
Mulai dari saat ini, partai politik harus mengutamakan provisionalisme dalam kegiatan politiknya. Karena dengan menerapkan provisionalisme, maka partai politik pun akan menciptakan kondisi politik yang ada di negeri ini menjadi kondusif. (*)