Oleh Dahlan Iskan
Carrie Lam mengalah. Sedikit. Proposal ekstradisinya tidak harus disahkan buru-buru.
Tidak lagi harus jadi UU minggu depan. Bahkan pemimpin tertinggi Hongkong itu tidak menetapkan harus kapan.
Pendemo justru seperti mendapat angin baru. Langkah surut Carrie Lam justru dipakai untuk lebih menekannya.
Demo tetap dilancarkan. Hari Minggu kemarin. Saat saya menulis naskah ini demo sudah dimulai. Jam 3 pagi waktu Amerika.
Kelihatannya bisa lebih besar lagi. Dengan dress code hitam. Bahkan mereka sudah pemanasan sejak Sabtu. Mereka justru membawa tuntutan baru.
Carrie Lam mengundurkan diri. Aktivis yang ditahan harus dilepas.
Proposal ekstradisi harus dibatalkan sama sekali. Tidak hanya ditunda.
Carrie Lam harus cabut pernyataannya Rabu lalu: bahwa demo itu kerusuhan.
Baca Juga:LAZIS Al-Falah Salurkan Modal untuk Pedagang KecilRealisasi Dana Desa Citalang Bangun Rabat Beton
Tokoh-tokoh demo sudah tidak percaya lagi pada kepemimpinan Carrie Lam. Mereka juga menyatakan polisi telah bertindak melebihi kewajaran.
Memang tidak ada yang meninggal tapi 80 orang terluka. Termasuk 22 orang polisi.
Pendemo kemarin banyak yang membawa bunga kematian. Beberapa anak muda dari Taiwan terbang ke Hongkong. Mendukung demo. Lalu terbang balik 1,5 jam ke Taiwan.
Lantas bagaimana?
Kuat-kuatan?
Di Hongkong sudah biasa begitu. Lima tahun lalu, misalnya. Demonya sangat besar. Juga sangat lama: 77 hari.
Ada ‘Gerakan Payung’ saat itu. Semua pendemo membawa payung. Mengembangkannya.
Menjadi sangat menarik.
Demo waktu itu melahirkan tokoh muda legendaris. Salah satunya baru berumur 23 tahun: Nathan Law Kwun Chung (???).
Terpilih menjadi presiden mahasiswa Lingnan University.
Dua tahun kemudian Nathan terpilih jadi anggota DPR.
Nathan lahir di Shenzhen, Tiongkok. Dari ayah Hongkong dan ibu Tiongkok. Saat umur 10 tahun ia pindah ke Hongkong.
Tidak lama Nathan jadi anggota DPR. Pengadilan mencopotnya. la diadili. Dengan tuduhan separatis. Dihukum 7 bulan. Seorang hakim tinggi menjaminnya. Agar dapat status tahanan rumah.
Saat punya anak, sang anak diberi nama, kalau diterjemahkan, ‘Aspirasi’. Nathan tetap konsisten dengan perjuangannya: Hongkong harus menjadi negara sendiri. Daiam ikatan Persemakmuran (bekas jajahan Inggris).
Nathan mendirikan partai. Namanya: Demosisto.
la tidak sendirian.