SUBANG-SMAN 1 Subang termasuk salah satu sekolah negeri yang banyak diminati pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020. Bahkan, pendaftar yang masuk sudah melebih kouta.
Hingga hari ketiga, Rabu (19/6) pendaftar yang sudah masuk terinput dalam website PPPD Jawa Barat sudah mencapai 573 orang. Sedangkan kouta yang disediakan sebanyak 350 siswa. Namun bukan berarti, pendaftaran sudah selesai. Pendaftar masih terus berlangsung hingga ditutup nanti.
Antusias masuk ke SMAN 1 Subang ditunjukan pada hari pertama pendaftaran. Hampir 400 orang pendaftar mengantri. Bahkan ada yang dari pukul 05.00 WIB datang ke sekolah demi mendaftar.
Baca Juga:Dukung Pendidikan, Taekwang Serahkan BeasiswaHabiskan Anggaran Rp 15 Miliar, DPRD Minta PUPR Serius Benahi Pendestrian
Ketua PPDB SMAN 1 Subang, Rukmana mengatakan, banyaknya pendaftar di hari pertama karena orang tua atau pendaftar beranggapan semakin cepat daftar maka akan segera diterima. Padahal dengan sistem PPDB saat ini tidak demikian.
“Yang diterima bukan berarti yang pertama daftar duluan. Terus dapat kouta masuk, tapi semua ada perhitungan dengan sistem PPDB tahun ini,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres.
Dia mengatakan, ada beberapa jalur yang dibuka antara lain jalur zonasi jarak, zonasi kombinasi, zonasi KETM, ABK, prestasi NHUN, prestasi non NHUN dan perpindahan tugas orang tua.
“Pemilihan jalur ini juga menentukan pendaftar diterima atau tidak. Sebab perlu perhitungan yang matang dari pendaftar untuk menentukan jalur mana yang memungkinkan dapat diterima,” ungkapnya.
Rukmana mengatakan, sistem PPDB ini memang rumit bagi sejumlah pendaftar. Oleh karenanya sosialisasi sistem PPDB ini harus maksimal.
“Untuk yang sekarang itu tidak ada perbaikan berkas, beda dengan tahun sebelumnya. Sehingga ketika ada perbaikan dari pendaftar untuk pindah jalur sekarang tidak bisa,” jelasnya.
Orang tua siswa yang mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 Subang, Yuli mengakui, memang PPDB saat ini memerlukan kecermatan saat menentukan jalur mana yang akan dipilih, sehingga anak bisa memilih.
Baca Juga:Disdik Diminta Buat Serat Edaran Tentang Penyertaan Ijazah DTASeempat Mengalami Obesitas Ekstrem, Bobot Arya Kini 85 Kilogram
“Kalau saya menghitungnya seperti ini, mengetahui kemampuan anak dalam hal ini hasil UN, mengukur jarak dari rumah ke sekolah. Pertimbangkan dua hal itu mana yang sekiranya terbuka lebar bisa diterima. Setelah itu lalu tentukan pilih jalur yang mana,” ungkapnya.