SUBANG-Komalasari atau akrab disapa Mala sudah tidak diragukan lagi sebagai penari potensial. Komalasari merupakan salah satu penari muda potensial di bawah binaan Sanggar Nay Sunda, naungan Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan.
Sanggar Nay Sunda salah satu sanggar yang mendapat perhatian program bernama Fasilitas Komunitas Budaya Masyarakat (FKBM) Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI.
Mala merupakan putri pasangan Cucu Yunengsih dan Dadang Permana yang berasal dari Kampung Ngenol Desa Nagrak Kecamatan Ciater.
Baca Juga:75 Penderita Katarak Dioperasi GratisBudiman Yusuf dan Nadila Karerynda Duta Genre
Cucu Yunengsih mengatakan, Mala sudah menunjukkan prestasi sejak kecil di sekolah. Selama menempuh SD, dia selalu meraih juara pertama.
Mala mengikuti latihan menari tradisi Sunda sejak kecil. Hasilnya, saat menginjak SMA, Mala berhasil meraih berbagai prestasi bergengsi mulai tingkat kabupaten hingga nasional.
Prestasinya antara lain juara 2 Tari Jaipong Tingkat Kabupaten, juara 1 Tari Jaipong Rampak tingkat SMA, Juara 1 Tari Jaipong Rampak Tingkat Nasional, juara 1 Pasanggiri Pupuh Tingkat SMA dan juara 3 Sirung Sinden Titim Fatimah.
Seiring prestasi sebagai penari yang mulai direngkuh, perempuan yang lahir 21 tahun lalu itu, juga kerap didapuk mengisi acara di berbagai even, mulai dari even kejuaraan olahraga, pemerintahan dan puluhan even lain.
Pandangan Ratu Karatwan Galuh Pakuan, Indung Budak pengasuh Sanggar Nay Sunda, Noviyanti Maulani, Mala dinilai salah satu anak didiknya yang cemerlang.
“Dia berbakat, mudah menyerap ilmu tarian yang diajarkan oleh saya. Maka pantas dia bisa mencapai prestasi tinggi hingga tampil di even internasional sekelas Junior Chamber International di Korea Selatan,” ujar Novi.
Mala merupakan salah satu anggota delegasi Indonesia ajang JCI Asia Pasific Conference. (ysp/dan)