SUBANG – Kabar miring terkait praktek sunat untuk anak di Subang muncul ke permukaan. Berawal dari curhatan seorang warganet yang bernama kenkenfood di sosial media instagram.
Dalam instastory-nya pemilik akun tersebut bicara dengan seorang anak yang sepertinya baru saja selesai disunat. Pemilik akun yang dari suaranya terdengar seperti seorang perempuan itu bertanya pada seorang anak yang ditampilkan pada instastory-nya.
“Dua-duanya teh apanya?” tanya pemilik akun, anak itupun menjawab “pipinya,” pemilik akun bertanya kembali, seperti mau meyakinkan, “kamu ditampar?” tanyanya kembali, anak itu menjawab “iya, di tendang juga,” jawab sang anak.
Baca Juga:Pengurus Provokasi Penyerobotan Lahan Merupakan Anggota Koperasi Warga Tani MakmurPelajar Spensa Wakili Jawa Barat di FLS Tingkat Nasional
Sontak saja hal itu mendapati respon beragam dari warganet, ketika Pasundan Ekspres mencoba menanyakan tempat praktek sunat tersebut di mana, pemilik akun tidak memberikan jawaban.
Namun dalam beberapa hari ini, capture dan video pengakuan anak di akun dan instastory kenkenfood beredar viral di media sosial lainnya dan pesan berantai di WhatsApp group.
Di akhir instastory-nya sang pemilik akun, mengungkapkan kembali kekecewaannya pada salah satu tempat sunat anak yang diduga memperlakukan anak dengan kasar tersebut.
“Ada salah satu tempat sunat di Subang, yang metodenya dan ruang pekerjaannya tidak dapat dilihat oleh keluarga pasien, pasien dipanggil ke ruang tindakan tanpa boleh diantar oleh siapapun bahkan oleh keluarganya, dengan modal kepercayaan karena telah banyak pasien yang datang ke tempat ini kami berharap pelayanan yang terbaik, tapi sebaliknya, selama menindak pasien yang tidak bisa kami pantau itu, pasien diberlakukan tidak pantas,” tulis pemilik akun instagram kenkenfood.
Terakhir dia juga berharap menjadi perhatian agar kejadian tersebut tidak terulang oleh pasien lain. Dia juga menuliskan sarannya, agar memilih tempat sunat yang bisa kita pantau langsung, bahkan mendampingi saat tindakan, karena menurtnya dalam akhir tulisannya, terkenal bukan berarti terbaik.(idr/man)