KARAWANG-Kijang Natandang (41), seorang pengrajin batu akik asal Karawang di tengah melesunya usaha batu akik. Salah satunya dengan inovasi dan pemasaran yang berbeda. Siapa sangka hasil karyanya itu pernah dipamerkan di London.
Ki Nata, panggilan akrabnya, menyebut pamor batu akik sempat melejit pada 2014 lalu. Banyak pengrajin yang membuka lapak di pinggir-pinggir jalan dan selalu diserbu pembeli. Namun kemudian lesu. Bahkan, tak sedikit pengrajin yang gulung tikar dan beralih usaha.
“Saya berpikir bagaimana caranya agar peminat tetap ada. Maka saya pasarkan juga secara online dengan harga yang unik,” kata Ki Nata ditemui di Saung Batu Kujang Karawang di Perumnas Bumi Telukjambe, Blok T Nomot 490, RT 003 RW 011, Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur.
Ia kemudian berinisiatif membentuk batu dengan motif Kujang, senjata tradisional Jawa Barat. Ia menyebut ada filosofi tersendiri terkait lekukan dan lubang di bentuk batu kujang. Meski demikian, ia mengakui bukan yang pertama membuat motif ini.
“Responnya dari konsumen baik. Saya menamai batu Kujang Sanggabuan,” katanya.
Baca Juga:kades Lemahabang Apresiasi Bakti Religi PolriAntusias, Ribuan Warga Ikuti Color Run 2019
Perjalannya sebagai perajin batu akik memang tak langsung mulus. Ia harus berlatih berkali-kali agar bentuknya sesuai keinginan.
“Pas awal-awal buat memang bentuknya belum seperti ini,” katanya.
Menurutnya, membentuk batu akik bukan semata demi tuntutan komersil semata. Melain juga soal seni keindahan. Ki Nata juga mengaku belajar dari batu akik. Sebongkah batu yang tak berharga, menjadi bernilai. Hal itu sama seperti manusia.
Oleh karenanya, pengrajin batu akik tak ubahnya seorang seniman yang membentuk batu dengan hati menjadi bentuk yang indah.
“Ini yang menjadi masalah. Para pekerja seni membuat karya dengan hati. Kita harus menjaga juga suasana hati agar kemauan menghasilkan karya ada,” katanya.
Kujang batu akik buatannya mempunyai banyak variasi, dari warna, ukuran, hingga jenis batu. Tak hanya untuk pajangan, batu kujang ini juga bisa dijadikan aksesoris, kalung misalnya.
Ia memasarkan dengan harga beragam, mulai dari Rp 150.000, tergantung bentuk, jenis batu, dan ukuran.
Jenis batunya pun bermacam, mulai dari giok hitam, chalcedony, hingga pancawarna, batu khas Loji, Karawang.