KARAWANG-Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyebutkan sebanyak 512 hektare lahan pertanian di delapan kecamatan terancam kekeringan. Pembagian debit air irigasi yang tidak optimal menjadi salah satu penyebab ratusan hektar lahan terancam kekeringan.
“Daerah Karawang ini terbagi menjadi dua irigasi. Pertama adalah teknis dan irigasi pedesaan. Persoalan irigasi teknis adalah pembagian air dan irigasi pedesaan ini memang jika kemarau tidak ada air,” ungkap Kabid Tanaman Pangan Wawan Kuswandi, Selasa (25/6).
Wawan menyebutkan pembagian debit air di irigasi teknis terkendala karena petani yang berada di pembagian golongan 1, enggan memulai tanam. Sementara air enggan mereka alihkan untuk ke wilayah lain.
Baca Juga:Ratusan Calon Siswa SMKN 1 Cisarua Tes Bebas NarkobaPemeriksaan Hewan Gratis Disambut Antusias Warga
“Alasannya itu karena habis lebaran. Padahal air sudah menggenangi lahannya. Tetapi jika kita alihkan, mereka pasti marah. Padahal kita sudah imbau, agar segera melakukan tanam,” katanya.
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan untuk wilayah irigasi pedesaan, memang pada musim kemarau akan sangat kekeringan karena memang merupakan wilayah tadah hujan.
“Dari pemerintah sudah sarankan untuk tanam palawija jangan tanam padi. Lalu solusinya kita juga buat beberapa embung. Kemudian ada satu desa yakni Desa Mulangsari yang juga dibangunkan lima sumur pantek,” katanya.
Terdapat delapan kecamatan yang terancam kekeringan, yakni Telukjambe Barat, Jatisari, Batujaya, Pakisjaya, Cibuaya, Pangkalan , Tegalwaru, Cilamaya Wetan.
“Luas lahannya yang terancam kekeringan ini ada sebanyak 512 hektar. Kalau kita hitung beberapa hari lagi, jika air tidak masuk . Mungkin akan semakin meluas lahan yang terancam kekeringan,” paparnya.(aef/ded)