Hingga saat ini, kedua negara memang banyak terfokus dalam menjaga hubungan ekonomi dengan mitra tradisionalnya, akan tetapi kedua negara ini telah melakukan serangkaian upaya untuk go beyond that demi menggarap hubungan ekonomi mereka dengan mitra non-tradisional.
Dalam kebijakan luar negeri Peru dengan “Look to the East Policy”, kawasan Asia Pasifik menjadi perhatian penting dan prinsip tersebut dicerminkan antara lain dengan sejumlah inisiatif kerjasama ekonomi seperti penandatanganan Free Trade Agreement (FTA), partisipasi aktif pada Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) serta Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
Ditegaskan pada beberapa kesempatan bahwa di kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan mitra penting Peru di masa yang akan datang. Peru menganggap Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian paling dinamis di Asia Tenggara, dengan jumlah populasi besar mencapai lebih dari 260 juta orang dan total PDB lebih dari US$1 triliun.
Baca Juga:Kolaborasi Barista dan Penikmat Kopi, Memperkuat Komunitas KopindetityMusim Panas, Warga Diimbau Jaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dalam menjalankan roda diplomasi ekonomi, Peru terus menggeliatkan ekonomi pasarnya yang didukung dengan berbagai perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa, Mercosur, Korea Selatan, Kanada, Kosta Rika, Jepang, Singapura, Kuba, Aliansi Pasifik dan Andean Community (CAN). Selain itu, Peru juga telah memiliki 26 perjanjian promosi bilateral dan perlindungan resiprokal terhadap investasi.
Sedangkan bagi Indonesia, Amerika Latin merupakan kawasan dengan potensi ekonomi yang cukup besar dan merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi serta tujuan untuk mendiversifikasikan portofolio produk ekspor dan memperluas pasar. Peru merupakan salah satu negara strategis di kawasan Amerika Selatan. Negara ini kaya akan potensi ekonomi dan tengah terlibat dalam peran yang lebih besar baik pada tataran regional maupun internasional. Peru memiliki populasi sebesar lebih dari 32 juta jiwa dengan PDB nasional lebih dari US$200 milyar serta pendapatan per kapita sekitar US$5400, lebih tinggi dari pendapatan per kapita penduduk Indonesia.
Di kawasan Amerika Latin, Indonesia baru menjalin kerjasama perdagangan bebas dengan negara Chili dengan skema Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang ditandatangani pada 14 Desember 2017 lalu serta satu inisiatif kerjasama perdagangan bebas, Indonesia-Peru Preferential Trade Agreement (IP-PTA) yang baru mau memasuki tahap perundingan (Joint Study Group IP-PTA rampung pada 17 November 2016). Tampak sekali bahwa Chili dan Peru dengan struktur perekonomian yang mirip ini sangat antusias dan saling bersaing dalam meningkatkan kerjasama ekonomi dengan mitra non-tradisional di kawasan Asia Pasifik (termasuk Indonesia) demi memperebutkan status menjadi pusat/hub perdagangan di kawasan Amerika Latin yang memang merupakan ambisi diplomasi ekonomi mereka. Selain itu, inisiatif IC-CEPA dan IP-PTA memang merupakan bagian dari strategi mereka untuk mendiversifikasi produk ekspor serta memperluas pasar di kawasan Asia Pasifik.