Cinta dan Pendidikan
Hal yang terpenting dalam pendidikan adalah belajar, sedangkan hal yang terpenting dari belajar adalah terjadinya interaksi antara subyek dan obyek belajar hingga terjadi perubahan, baik dalam pemikiran, sikap dan perilaku, atau dalam keterampilan.
Cinta dapat dijadikan sebagai materi interaksi belajar. Cinta adalah pelajaran terpenting dalam pendidikan. Bahkan dengan cinta apapun dapat dihadapi dengan mudah, menyenangkan, dan dilakukan dengan penuh kesadaran.
Belajar tidak hanya melulu berfikir, belajar juga meliputi rasa sebagaimana yang dikatakan Bloom bahwa manusia terdiri dari tiga ranah potensi yaitu cognitive, afective, dan psikomotorik. Begitupun dengan cinta ia meliputi ketiga ranah tersebut, ia mengandung cognitive juga afektif, sedangkan tanda-tandanya dapat dilihat dari psikomotoriknya.
Ada ungkapan Dalai Lama yang terkenal yaitu “Jagalah pikiran! Karena pikiran akan menjadi perkataan, Jagalah perkataan! karena perkataan akan menjadi perbuatan, dan jagalah perbuatan karena perbuatan akan menjadi kebiasaan, Jagalah kebiasaan! karena kebiasaan akan menentukan kehidupan kita”.
Baca Juga:Pasang Baliho Anggaran Desa, Wujud Transparansi Pembangunan DesaSemakin Tinggi Kasus Pelecehan Seksual, Warga Jangan Takut Melapor
Cinta dapat dipikirkan dan dapat didefinisikan namun yang terpenting adalah cinta lebih merupakan perasaan dan gejolak jiwa yang membangkitkan, memberikan semangat dan kebahagiaan kepada manusia. Bagaimana membelajarkan cinta?
Ada peribahasa yang berkembang di Barat yaitu “Appetite come while eating” (Selera makan timbul ketika makan), peribahasa tersebut hampir mirip dengan peribahasa Jawa “Witing tresno jalaran soko kulino” (Cinta tumbuh karena biasa).
Dari dua peribahasa tersebut dapat kita pahami bahwa cinta itu dapat dibelajarkan lewat pembiasaan. Bagi orang tertentu untuk makan menunggu selera, padahal ternyata selera dapat diraih dengan memulainya untuk dibiasakan. Karena biasa dapat menimbulkan rasa senang dan membahagiakan.
Dari kisah Zulaeha dapat diambil pelajaran bahwa untuk mencinta perlu diketahui sebabnya, yaitu keindahan. Keindahan dapat diartikan kesesuaian antara partikular dengan universal oleh karena itu anggaplah sesuatu itu indah agar hidup menjadi berkah. Mungkin juga dapat dikatakan bahwa keindahan adalah keseimbangan. Cinta dapat hadir karena keindahan dan melalui proses pembiasaan.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar cinta dapat dilakukan dengan: (1). pemikiran tentang apa itu cinta dan urgensi cinta bagi kehidupan. (2). Cinta dapat dibelajarkan lewat pembiasaan. (3). Cinta dapat diraih melalui sebab cinta yaitu keindahan.