PURWAKARTA-Belasan hektare areal pesawahan, di Desa Warung Jeruk Kecamatan Tegal Waru, terancam gagal panen. Pasalnya, menyusul kekeringan yang melanda kawasan tersebut menyusul datangnya musim kemarau, sejumlah petani penggarap disana mengaku pasrah. Areal pesawahan yang alami kekeringan terparah, berlokasi di sisi kanan dan kiri jalan, sebelum SMAN 1 Tegal Waru.
“Ini areal Pesawahan blok Desa Warung jeruk, bapa bisa dengan mudah menyaksikan sendiri tanaman padi mengering, akibat langkanya pasokan air,” terang Wardi seorang penggembala sapi yang juga mengaku menggarap beberapa petak sawah di blok yang sama.
“Para petani di sini, kebanyakan sudah pasrah dengan kondisi yang ada. Sebab mau gimana lagi, air sungai pun tak ada lagi mengalir. Semuanya kering,” imbuhnya.
Baca Juga:Konstruksi Tol Elevated Sudah 86 Persen, Ditargetkan Selesai Bulan SeptemberBapenda Maksimalkan Pajak Sektor Parkir
Wardi mengaku tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi padi yang berusia dua bulan itu. Seharusnya masih butuh genangan air di petak sawah. “Tanah sudah retak-retak. Sementara daun padi mengering. Kerugian pun sudah tak terhitung, sebab tidak mungkin hasil panen bisa dituai,” tuturnya.
Beberapa petani lain, berinisiatif membabat habis tanaman padinya untuk pakan ternak. Cara itu ditempuhnya karena merasa tak ada harapan lagi padi bisa berisi bulir bulir yang bisa diambil. Tapi tak sedikit pula yang membiarkan tanaman padinya mengering di areal tanam.
Sementara petani lainnya, Idam mengaku kondisi kekeringan di areal pesawahan yang sama mengaku sudah bukan merupakan hal baru. Bagi petani penggarap menyaksikan tanaman padinya meranggas akibat kekeringan.
“Beberapa tahun yang lalu, di musim kemarau pernah juga terjadi kekeringan seperti ini. Areal sawah di sini tidak memiliki irigasi teknis yang memadai. Kalau disebut sawah tadah hujan bisa, tapi saat musim hujan pasokan air di sungai kecil di kanan kiri jalan mengalir deras. Saat kemarau kering kerontang,” ungkapnya.
Para petani berharap, Pemkab Purwakarta melalui dinas terkait segera mencarikan solusi. Pihaknya berharap, areal sawah yang cukup luas itu bisa dikelola dengan baik oleh petani penggarap disana.
“Meski kami hanyalah petani penggarap, sawah sawah itu sebagian besar milik warga kota yang tinggal jauh dari lokasi. Sebaiknya pemerintah mencarikan solusinya. Kalau areal sawah di sini sudah tak cocok lagi untuk pertanian, sebaiknya jadikan saja kawasan industri. Banyak kok pemilik sawah yang mau jual,” tutup Idam.(dyt/vry)