Ke depan dia berharap, jika kegiatannya bisa mendapati dorongan atau dukungan dari Pemdes Tambakan, khusus untuk Bumdes. Menurut pengakuannya, hingga saat ini Sugih dan kawan-kawannya bergerak secara mandiri. Bahkan mulai memikirkan untuk mengembangkan usahanya itu, paling tidak menurut Sugih, bisa berbadan hukum.
“Sementara ini masih mandiri, tapi ke depan saya dan kawan-kawan juga sudah mulai berpikir untuk berjalan ke arah sana. Minimal berbadan hukum. Saya ingin juga produk-produk ini menjadi keunggulan desa, sehingga apa yang saya lakukan dan teman-teman ini tidak hanya menguntungkan secara pribadi semata, tapi menorehkan sejarah atau dikenal sebagai prodak desa,” tutur Sugih.
Sugih berharap, Desa Tambakan ini dikenal tidak dengan ganas saja, tapi miniaturnya juga, gantungan kuncinya juga, atau pembuat piala juga. Hal-hal tersebut adalah mimpi besarnya di masa depan, dari hal sederhana yang Sugih dan kawan-kawan kerjakan sekarang.(*/vry)