Tidak hanya itu, perspektif dari diskusi ini juga datang dari aktivis yang bergelut dalam hal budaya yakni Asep Ahung. Menurutnya, perubahan dalam hal budaya di Subang adalah hal yang tampak dan nyata. Apalagi kata Asep saat ini, Subang dikepung banyak tamu dari luar.
“Ada Proyek Patimban, pasti akan ada yang berubah. Ribuan hektare sawah akan beralih fungsi, nelayan juga pasti yang kecil-kecil kesulitan melaut. Akan ada perubahan, misalnya dalam hal budaya nadran,” ungkapnya.
Untuk itu, hal yang perlu diantisipasi dan bisa dilakukan saat ini adalah rekayasa budaya. Asep juga menekankan pentingnya Perda untuk warga terdampak.
Baca Juga:Dana Desa Cair Pemdes Gempol MembangunSPBU Diimbau Menata Lingkungan, Taman yang Asri Akan Dinilai
“Ada perda saja, perlindungan kadang tidak ada, apalagi tidak ada, ini harus jadi perhatian,” jelas Asep.
Diskusi lintas perguruan tinggi yang melibatkan BEM PT se- Kabupaten Subang ini telah dilaksanakan dua kali dengan membahas beragam isu strategis yang berkembang di Kabupaten Subang. Turut hadir dalam diskusi ini BEM STIESA, STKIP Subang, STEI Al Amar dan mahasiswa STAI/STIE Miftahul Huda Subang. (ygi/dan)