PUSAKANAGARA– Sulitnya air yang bertepatan dengan musim tanam padi, membuat stakeholder di tiga Kecamatan Pantura bertemu di Aula Kecamatan Pusakanagara kemarin (2/7).
Pertemuna tersebut difasilitasi oleh Sub Seksi Saluran dan Irigasi (SSSI) Pusakanagara Seksi Patrol bersama dengan Kepala Desa, Ulu-ulu, UPTD Pertanian dan tokoh petani dari tiga kecamatan yakni Compreng, Pusakajaya dan Pusakanagara.
Pertemuan tersebut membahas persoalan pasokan air serta memecahkan masalah solusi untuk mulai tanam padi ditengah kesulitan air dan debit saluran air yang kecil untuk area pertanian di tiga Kecamatan tersebut.
Baca Juga:RS Lira Medika Sediakan Konter KhususPemprov Gulirkan Program Sapa Warga, 3.000 Ketua RW Segera Dapat Handphone
Dalam paparannya, Supervisor SSSI Pusakanagara Oca mengatakan, saat ini kondisi debit air di Saluran Tarum Timur sebesar 52 M3/detik. Sedangkan per Selasa ini (red kemarin) Oca menyebut air yang mengalir ke PnK sebanyak 3 m3/detik.
“Kalau melihat kondisi yang sekarang, memang di Jatiluhur juga adanya segitu dan airnya sulit. Kita sudah menyiapkan jadwal giliran ruas 3,4,4,” kata Oca.
Namun kata Oca dengan kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan itu, Jadwal giliran air yang disepakati berubah menjadi 2,3,3.
“Karena tadi sudah disepakati jadwalnya 2,3,3. Ini melihat kondisi penyelamatan sawah yang sudah tanam juga keadaan panas juga angin yang membuat tanah cepat kering. Ini kesepakatan yang disimpulkan pada pertemuan tersebut,” ucap Oca.
Sementara itu, Kepala Desa Kotasari Sulaeman berharap, dengan hasil kesepakatan jadwal giliran air 2,3,3 tersebut, semua unsur bisa menghormati dan menjalankan komitmen tersebut.
“Jadi jangan sampai, gilirannya ke wilayah Pusaka, tapi di depan juga diambil. Jadi saat air ada, ya semua pihak harus benar-benar memanfaatkannya. Biar tidak terbuang begitu saja, karena air ini lagi sedikit,” ucap Sulaeman.
Senada dengan Sulaeman, Camat Pusakanagara Dra Hj Ela Nurlela MSi menuturkan, kondisi sulitnya air ketika tanam gadu bukanlah hal baru diwilayah Pusakanagara. Namun menurut Camat Hj Ela, harus ada solusi untuk kondisi sulitnya air tersebut agar para petani bisa mendapat kepastian jadwal bisa tanam di musim gadu.
Baca Juga:Ketua RT dan RW Ingin Honornya NaikIndentfiaksi Kebakaran Matrial dan Toko Mebel
“Makanya saat ini kita ketemu untuk cari solusi, kondisi air yang memang adanya segini. Tapi tadi sudah disepakati jadwal giliranya, ketika air ada itu harus dimanfaatkan,” terangnya.