SUBANG– UPT Hutan Kota Ranggawulung meminta Pemkab Subang memberikan bantuan alat transportasi, guna menunjnag pengelolaan area Hutan Kota Ranggawulung, yang katanya paling luas diantara hutan kota lainnya di Jawa Barat.
Kepala UPT Hutan Kota Ranggawulung Mohamad Sopyan mengatakan, kondisi hutan kota ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Karena tidak mengalami perehaban, guna memikat daya tarik pengunjung lokal.
“Ya kebanyakan pengunjung juga datang pada hari-hari besar saja, sedangkan hari biasa sangat minim, mungkin karena tampilannya kurang memikat,” ujarnya.
Baca Juga:Dinas Sosial Imbau Desa yang Kekeringan, Segera Usulkan BantuanMegawati Dipastikan Kembali Nahkodai PDIP
Dijelaskan Sopyan Hutan Kota Ranggawulung tersebut berada di lahan 12,974 hektar dan memang kabarnya hutan kota merupakan hutan kota terluas di Jawa Barat.
Hutan kota selauas itu, kata Sopyan, perlu dukungan program dan anggaran yang mencukupi, untuk menata ulang kondisi hutan kota itu, terutama program penghijauan. Karena hutan tersebut turut menyumbang oksigen dan kesejukan Kota Subang.
“Ya ketika saya mengunjungi Hutan Kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, hutan ini areal lahannya cukup luas,” katanya.
Dijelaskan Sopyan, dirinya menginginkan adanya penambahan anggaran dan juga alat transportasi di Hutan Kota Ranggawulung ini. Diakuinya, selama ini anggarannya sangat minim setiap tahunnya.
Belum lagi, kebutuhan alat transportasi untuk angkutan sampah dan mengontrol kondisi hutan tersebut. Juga alat potong rumput karena banyaknya rumput ilalang.
“Ya kami butuh peralatan seperti cator, dan mesin pemotong rumput dan lainnya, belum lagi anggaran kami yang sangat minim. Juga penambahan petugas, yang saat ini 1 ASN dan 7 Sukwan,” tuturnya.
Sementara itu aktivis lingkungan Alam Randjatan mengatakan, kondisi Hutan Kota Ranggawulung kedepan harus lebih asri dan tampil beda. Selain itu fasilitas untuk memanjakan para pengunjung, sehingga akan lebih menarik dan ramai dikunjungi seperti wahana dan lainnya.
Baca Juga:Kebakaran Lahap Kuburan Gerbong Kereta Api di Stasiun PurwakartaMenuju Sensus Penduduk Digital pada 2020
“Bisa dilihat yang berkunjung juga sangat jarang ke Hutan Kota, kalaupun ada paling hanya ramai di luar areal huta,” tukasnya.(ygo/dan)