CIREBON-Jagat maya digegerkan dengan video yang memperlihatkan seorang nenek diinterogasi warga, Kamis (4/7). Video itu beredar luas di media sosial dan grup-grup WhatsApp.
Wanita berusia sekitar 60 tahun itu tertangkap diduga mencuri beras di salah satu toko sembako di Pasar Celancang, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon.
Diketahui jika lokasi penangkapan nenek maling tersebut terjadi di toko sembako milik Titin Sopiatin.
Baca Juga:Diduga Kambuh, Pengidap Epilepsi Tenggelam saat MancingSulit Kerja di PT Matsuoka, Puluhan Emak-Emak Demo ke Pabrik
Titin menceritakan, peristiwa pencurian terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Kala itu, dirinya tengah berada di dapur untuk beristirahat dan makan. Saat mengambil piring, ia melihat seseorang baru saja keluar dari dalam toko miliknya. “Kelihatan bajunya dia keluar. Terus saya keluar juga,” ujarnya kepada Radar Cirebon.
Tapi saat di depan toko, ia terheran karena kehilangan jejak pelaku. Perempun tua itu tidak terlihat di depan deretan toko di tepi jalur pantura tersebut. Tak lama setelah memperhatikan sekitar toko, Titin kemudian terkejut melihat seorang nenek keluar dari toko sebelah memanggul satu karung beras seberat 25 kilogram di pundaknya.
Titin yang yakin jika satu karung beras yang dibawa itu berasal dari tokonya, langsung menahan wanita itu agar tak kabur. “Dari tempat fotokopi itu dia keluar, terus saya panggil. Bu, bu, bu, mau ke mana. Ibu sudah tua masih ngambil aja, ya Allah. Sampe saya nggak percaya tuh,” tutur nya
Dia memegang tangan terduga pelaku sambil memanggil sang suami Kaerudin dan meminta pertolongan warga. “Saya tahu itu beras saya dan cuma ada 2 karung di sini. Dua-duanya dibawa sama ibu itu. Tapi dia ngakunya cuma bawa satu. Awalnya dia memang nggak ngaku,” jelas Titin.
Pelaku yang panik sempat meminta Titin melepaskan dirinya dan berjanji akan membayar beras yang telah diambil. Namun Titin bergeming dan seketika warga serta pedagang datang.
Ia hampir menjadi bulan-bulanan massa yang geram. Tapi emosi pun bisa diredam. Wanita terduga pelaku itu lalu didudukkan di depan kios sambil menunggu perangkat desa. “Ya nggak tega karena sudah tua,” kata Titin.