Potensial Lahirkan Atlet dan Dorong Potensi Wisata
Bukit Santiong. Nama itu belakangan mulai tenar. Destinasi wisata alam di wilayah Ciater, Subang yang kini tengah dikembangkan. Sejak 2016 juga mulai dijadikan tempat take off Paralayang dan Gantole. Kini fasilitasnya terus dilengkapi menyambut open turnamen yang akan digelar pada Oktober mendatang.
LAPORAN: LUKMAN NURHAKIM, Ciater
Udara sejuk, pemandangan hijau perkebunan teh terhampar sejauh mata memandang. Itu yang dirasakan saat berdiri di puncak Bukit Santiong, Ciater, Jawa Barat. Akses jalan menuju Bukit Santiong tidak sulit. Hanya sekitar 1,5 kilometer dari jalur utama Subang-Bandung.
Selain biasa jadi tujuan wisata camping, kini bukit Santiong dikembangkan menjadi area take off Paralayang dan Gantole. Rintisannya dimulai sejak tahun 2016. Sosok anggota TNI AU Anis Azhar yang bertugas di Lanud Husein Sastranegara adalah salahsatu di balik perintis olahraga dirgantara itu.
Baca Juga:Bupati Apresiasi Energi Terbarukan di Desa PonggangPolisi Amankan 6 Pencuri Besi Gerbong Konservasi
Menurutnya, selama ini atlet Paralayang dan Gantole banyak dicetak dari Puncak, Bogor. Sebab sudah sejak lama olahraga dirgantara itu dikembangkan di Bogor.
Menurut Anis, Bukit Santiong memenuhi syarat sebagai lokasi untuk Paralayang dan Gantole. “Ketinggian di sini 150 meter, pemandangan bagus, bahkan lebih aman kalau pun ada fail saat take off. Di daerah lain biasanya tebing. Ini kan area perkebunan. Untuk latihan siswa cocok,” kata Anis, Minggu (8/7).
Dari ketinggian itu, paraglider bisa terbang sekitar 5-7 menit. Tapi jika angin mendukung bisa lebih dari waktu tersebut. “Memang di daerah lain bisa lebih lama, tapi yang penting kan sensasinya,” tambah Anis.
Keunggulan lain sambung Anis, di Bukit Santiong durasi penerbangan bisa dilakukan sejak pukul 9.00 hingga pukul 16.00 karena angin yang mendukung. Sehingga kata Anis, Bukit Santiong mulai dikenal luas oleh para atlet dan komunitas paraglider tingkat nasional.
Anis berharap Subang menjadi salahsatu daerah yang mencetak para atlet paralayang, gantole ataupun strike. “Sekarang pun sudah ada sekitar 20 orang di Subang ini yang potensial jadi atlet,” tandasnya.
Selain itu, diharapkan bisa mendorong potensi ekonomi lainnya seperti perdagangan, penginapan atau kuliner khas Subang.