PUSAKANAGARA– Pondok Pesantren Tahfidz Ibnu Hafidz akan segera di launching. Pondok yang berlokasi di Dusun Sukamulya Desa Rancadaka ini akan dihadiri sejumlah tokoh besar seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ustad Yusuf Mansur, Owner Batik Trusmi.
Selain itu peresmian juga akan dihadiri delegasi ulama 16 negara dari timur tengah seperti dari Sudan, Mesir, Suriah, serta Yaman Ulama yang rencananya turut akan hadir diantaranya Dr. Muhammad Al Husaini Al Faroj, Syekh Abdullah Alqorni, Syekh Amar, Syekh Abdullah Syajaroh, Syekh Salim serta Syekh Riyaz. Peresmian Ponpes sendiri akan dilaksanakan Rabu (10/7) Dusun Sukamulya Desa Rancadaka, kec. Pusakanagara.
Pendiri pesantren Taslim Hafidz Lc saat ditemui Pasundan Ekspres menuturkan, setelah pelentakan batu pertama dan pembangunan yang kurang lebih berjalan setahun, Ponpes penghafal Alquran ini akan segera diresmikan. Ia juga mengkonfirmasi akan kehadiran beberapa tokoh tersebut.
Baca Juga:Usnari Kades Kaliangsana, Targetkan Raih Kembali Hasil Pajak TertingiKesal Menunggu Janji, Warga Perbaiki Jalan Swadaya
“Pak Gubernur Insya Allah menyampaikan akan hadir, Tuan Guru Bajang juga akan hadir kebetulan beliau senior saya di Alumni Al Azhar Mesir, begitupun Ustad Yusuf Mansur juga akan hadir,” terang Ust. Taslim.
Taslim menyebut saat ini, sudah ada 40 santri untuk jenjang SMP/SMA yang sudah datang dan memulai pembelajaran di Ponpes Tahfidz Ibnu Hafidz. Santri yang ada tersebar dari berbagai daerah di Indonesia seperti Medan, Lampung, Jambi, Makassar, Bali, serta beberapa kota di Jawa Barat seperti Tasikmalaya, Garut, Tangerang, Banten dan Bekasi.
“Awalnya yang daftar itu ada 126 santri, tapi karena keterbatasan kita saring jadi 40. Nanti akan ada 4 kelas. Putra dan Putri SMP serta Putra dan Putri SMA. Kami tidak terima semua karena disesuaikan dengan kapasitas. Tapi Insya Allah tahun berikutnya kami targetkan menerima 400 santri,” ungkap Taslim.
Taslim menambahkan, untuk sistem pengajaran saat ini masih mencontoh sistem pendidikan yang berlaku di Universitas Al Alzhar Mesir. Selain itu, pondok ini juga menerapkan bahasa arab dan bahasa Inggris menjadi bahasa wajib sehari hari untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
“Saya lulusan sana, jadi untuk sistem masih mencontoh dulu sambil dipadukan dengan Daarul Quran. Bahasa juga ditunjang untuk mendorong agar lulusan disini itu bisa terus lanjut kuliah ke Mesir, Timur Tengah atau Eropa,” ucapnya.