Melihat tingginya prevalensi pengidap virus Hepatitis B di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, World Health Assembly (WHA) ke-63 di Geneva Swiss, Indonesia bersama Brazil dan Columbia menjadi sponsor utama keluarnya resolusi tentang hepatitis nomor 63.18 yang menyatakan bahwa (1) hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas dunia dan tanggal 28 Juli ditetapkan sebagai Hari Hepatitis Sedunia.
Sebagai aksi nyata, Indonesia dan juga negara-negara lainnya sepakat melakukan program pencegahan penyakit infeksi Hepatitis B melalui program penanggulangan dan pencegahan penyakit Hepatitis. Kegiatannya berupa immunisasi, skrining, dan pengobatan. Kegiatan immunisasi dilakukan dengan pemberian vaksin hepatitis B menggunakan metode Expanded Programmed Immunization (EPI) Hepatitis B Advisory Group dari WHO dengan pemberian vaksin hepatitis dalam 3 dosis, yaitu segera pascalahir bayi diberi vaksin HBIG, suntikan kedua diberikan pada usia 4-12 minggu setelah suntikan pertama dan suntikan ketiga 2-12 bulan setelah suntikan kedua. Pemberian immunisasi 90 persen dapat mencegah anak dari infeksi hepatitis B.
Sampai saat ini, penyakit Hepatitis masih belum dapat disembuhkan, namun dapat dicegah. Pencegahan yang paling efektif dengan melakukan skrining infeksi hepatitis B. Pada ibu hamil, skrining ini dilakukan pada waktu ibu hamil memeriksakan kehamilannya dengan menggunakan program ANC (Ante Natal Care) dan pemeriksaan kehamilan ini mesti dilakukan secara periodik.
Baca Juga:Ujang Lili Sukari Jabat Pjs Kades Bojong JayaKKN UPI Usung Program Posdaya
Pemeriksaan virus Hepatitis B juga dapat dilakukan sejak individu masih berstatus belum menikah atau catin (calon pengantin). Bagi orang yang tidak termasuk semua kriteria tersebut di atas, jika memiki dana cukup dana dapat memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan setempat untuk diperiksa skrining darahnya apakah terinfeksi virus hepatitis B atau tidak.
Bila terdeteksi lebih awal maka kemungkinan kematian akibat sirosis maupun kanker hati yang merupakan bentuk kronis penyakit hepatitis B dapat ditekan. Mencegah lebih baik daripada mengobati, ungkapan ini sangat lah benar. Semakin dini suatu penyakit terdeteksi maka kemungkinan pulih akan lebih besar serta biaya yang dikeluarkan juga sedikit. (*)