Lokasi Kopwan ini jauh dari kota. Mau ke sini harus melewati hutan karet dan jalan yang rusak. Alhamdulilah, koperasi ini sudah mendapatkan berbagai penghargaan baik tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/ kota. Kita sering dikunjungi dari berbagai daerah untuk studi banding tentang koperasi.
“Prinsip kami kejujuran dan taat membayar hutang menjadikan kopwan kami banyak mendapatkan tawaran mendapatkan kredit. Namun kami menolak dan lebih senang menggunakan modal sendiri,” tambahnya.
Kopwan Mekar Saluyu telah berhasil membangun kantor sendiri dengan menghabiskan dana Rp 125 juta dan membangun masjid Rp 95 juta. Unit usaha yang dikelola Kopwan ini antara lain Unit Simpan Pinjam, Unit Usaha Saprotan/ KUT, unit usaha angkutan dan unit usaha listrik.
Baca Juga:Si Perut Laper Masuk Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019Gubernur Jawa Barat Dorong Squash Jadi Cabor PON XX/2020
Berdasarkan RAT tahun buku 2012 jumlah anggota Kopwan Mekar Saluyu sebanyak 1.971 orang semuanya wanita. Simpanan mencapai Rp 2,02 miliar, volume usaha Rp 7,7 miliar, aset Rp 7,3 miliar, Sisa Hasil Usaha Rp 157,8 juta. Untuk volume usaha Rp 7,7 miliar berasal dari pusat Rp 1,75 miliar, simpan pinjam Rp 4,7 miliar, BBM Rp 613,5 juta, LED Rp 432,9 juta dan Bansos Rp 251,5 miliar.
Dia juga mengatakan, keberadaan Kopwan berhasil menghapuskan praktek rentenir di wilayah Jambelaer, Curug Agung, Cisampih dan Margasari.
“Renternir tidak mau masuk ke-4 desa ini, yang nota bene wilayah kerja kita. Masyarakat disini lebih senang menjadi anggota koperasi dan meminjam di koperasi karena bunganya 1,6%/ bulan menurun.
“Coba bandingkan dengan renternir yang mencapai 20%/ bulan,” paparnya.
Kerja ikhlas dan menolong masyarakat serta mengetengahkan prinsip-prinsip koperasi, menjadi bagian dari keberhasilan Kopwan Mekar Saluyu dalam usahanya. Selain itu, RAT tepat waktu yakni Bulan Januari, jadi bagian dari kewajiban pengurus untuk melaporkan hasil kerjanya kepada anggota.
Lewat RAT inilah partisipasi aktif anggota sangat diharapkan demi kemajuan koperasi.
“Masyarakat disini tidak begitu mengandalkan bank. Mereka lebih mengenal koperasi dibanding bank. Selain persyaratan mudah, pelayanan cepat menjadikan koperasi pilihan masyarakat Jambelaer dan desa sekitarnya. Alhamdulilah anggota kita kaum ibu yang kebanyakan pelaku UMKM. Jadi mereka meminjam untuk meningkatkan kegiatan usaha,” katanya.(idr/dan)