Bentuk Protes Ikon Kota Subang Semakin Berkurang
Diawali dari kegelisahaannya pada lahan kebun nanas di daerah Subang Selatan yang semakin berkurang, Kang Bobon kreasikan limbah sendok plastik menjadi berbagai kerajinan berbentuk buah nanas. Dari hiasan interior rumah, hingga lampion berbentuk buah nanas, Kang Bobon menyulap limbah sendok plastik. Kang Bobon berpendapat, lampion berbentuk nanas ini, agar menjadi pengingat kalau lahan kebun nanas, buah yang konon menjadi ikon Kota Subang tersebut, semakin berkurang.
LAPORAN: INDRAWAN, Jalancagak
Di Saung Kreatif Campernik, tempat kerjanya, Kang Bobon mengeksplorasi bagaimana membentuk souvenir buah nanas. Berbagai bahan sudah dia coba, namun tak kunjung persis menyerupai buah nanas. Hingga satu waktu, Kang Bobon menemui sebuah artikel dari internet, yang memanfaatkan limbah sendok plastik untuk berkreasi. Dari saat itulah, pencarian Kang Bobon seolah menemukan jalan terang.
“Orientasi saya belum sampai pada bisnis. Ini saja saya bikin sebagai bentuk protes saya pada pemerintah, terkait lahan kebun nanas yang semakin sedikit di Subang Selatan. Padahal, Subang dikenal sebagai kota nanas. Kebun yang sudah ada diganti sawit, tanah perkebunan teh yang tidak produktif digunakan masyarakat untuk menanam nanas tidak boleh,” jelasnya pada Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Tumbuhkan Wirausaha Baru, Kemenperin Gandeng PesantrenSamsat Tingkatkan Pendapatan Pajak Kendaraan, Kaji Pembangunan Outlet Baru
Kendati Kang Bobon belum prioritaskan kreasinya tersebut sebagai bisnis, namun dia mengaku sudah banyak mendapati pesanan dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat, perusahaan, bahkan dinas, namun hingga sekarang belum dia sanggupi karena kekurangan pekerja.
Kang Bobon selama ini, di Saung Kreatif Campernik membuat kreasi limbah sendok plastik menjadi hiasan buah nanas, hanya berdua dengan istrinya. Sebetulnya tidak hanya kreasi dari limbah sendok plastik saja, Kang Bobon juga mengaku sempat membuat kostum-kostum unik beberapa waktu lalu, yang berhasil curi perhatian publik saat pawai alegoris HUT Subang.
“Kalau ke bisnis belum, karena pekerjanya juga belum ada. Hanya saya dan istri yang selama ini bikin. Masih terus ekplorasi untuk mendapati hasil yang lebih sempurna. Ke depan saya sedang memikirkan bagaimana membuat miniatur tugu nanas berbahan semen,” tambah pria yang juga akrab disapa Abah Bolon itu.