“Awalnya yang daftar itu ada 126 santri, tapi karena keterbatasan kita saring jadi 40. Nanti akan ada 4 kelas. Putra dan Putri SMP serta Putra dan Putri SMA. Kami tidak terima semua karena disesuaikan dengan kapasitas. Tapi Insya Allah tahun berikutnya kami targetkan menerima 300 santri,” ungkap Taslim.
Taslim menyebut, seluruh santri yang ada saat ini tidak dipungut biaya alias gratis. Hanya dibebankan kebutuhan pribadi semata. Selain itu, Taslim menyebut untuk sistem pengajaran saat ini masih mencontoh sistem pendidikan yang berlaku di Universitas Al Alzhar Mesir. Selain itu, pondok ini juga menerapkan bahasa arab dan bahasa Inggris menjadi bahasa wajib sehari hari untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
“Saya lulusan sana, jadi untuk sistem masih mencontoh dulu sambil dipadukan dengan Daarul Quran. Bahasa juga ditunjang untuk mendorong agar lulusan disini itu bisa terus lanjut kuliah ke Mesir, Timur Tengah atau Eropa,” ucapnya.
Baca Juga:Pedasnya Harga Cabai di Tengah Musim KemarauBanyak Perusahaan Baru di Cipeundeuy, Bupati: Karyawan Harus Warga Subang
Taslim juga mengatakan, pesantren ini memiliki program unggulan yakni hafal 30 juz dalam waktu setahun serta di tahun kedua akan dilanjutkan dengan sanad quran. Selain itu, pesantren ini akan terus melakukan pengembangan pesantren untuk bisa menampung lebih banyak santri.
“Saya itu pernah susah dan untuk memutusnya melalui jalan pendidikan. Makanya saya mendirikan pesantren untuk hal serupa, membantu mencerdaskan anak bangsa dan menjawab tantangan zaman melalui pendidikan,” tuturnya.
Kehadiran ulama serta tokoh-tokoh besar juga turut mengundang antusias warga sekitar juga dari berbagai daerah untuk menyaksikan peresmian pesantren ini. Turut hadir unsur Muspika Kecamatan Pusakanagara, Ulama-ulama Kabupaten Subang serta unsur aparatur desa setempat. (ygi/dan)