PURWAKARTA-Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) berupaya menumbuhkan wirausaha baru di kalangan pondok pesantren, yakni melalui Program Wira Usaha Baru (WUB) Santri Bidang Industri.
Pada tahun ini, Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri, di mana potensi yang dimiliki pondok pesantren ini cukup besar.
Di antaranya memiliki jumlah santri lebih dari 4.000 orang dan telah mengelola unit bisnis di beberapa bidang seperti percetakan, konveksi, peternakan ikan, dan pertanian. Selain itu, lokasi pondok pesantren yang berada di sekitar pemukiman penduduk sangat strategis untuk berwirausaha di bidang tersebut.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kampus 1, Jalan Veteran, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (9/7).
Baca Juga:Samsat Tingkatkan Pendapatan Pajak Kendaraan, Kaji Pembangunan Outlet BaruYayasan Nur Wahyudin dapat Ambulans, BRI Salurkan CSR Senilai Rp250 Juta
Bertempat di Aula Ummi, Gati juga membuka peresmian Program Penumbuhan Wira Usaha Baru di pesantren tersebut. Yakni, dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin atau peralatan produksi roti.
Hadir dalam kegiatan tersebut 100 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus pondok pesantren. “Pada kegiatan bimbingan teknis ini diawali dengan materi kewirausahaan yang diikuti 100 orang peserta. Sedangkan untuk materi teknis produksi pengolahan roti, GMP dan Kemasan diikuti 20 peserta dan berlangsung sampai dengan 13 Juli 2019 nanti,” ujarnya kepada awak media.
Selain kegiatan bimbingan teknis, dalam kesempatan tersebut Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin atau peralatan produksi roti yang berjumlah 15 jenis yang terdiri dari mesin produksi hingga kemasan.
“Fasilitas mesin atau peralatan produksi roti kami berikan dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan sebagai unit bisnis yang baru bagi pondok pesantren,” katanya.
Program santripreneur Ditjen IKMA telah berjalan sejak 2013 hingga 2018 dan telah membina sebanyak 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3.000 santri yang mendapatkan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.
“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami di antaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin atau peralatan di beberapa bidang. Di antaranya, olahan pangan dan minuman seperti roti dan kopi, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah, dan produksi pupuk organik cair,” kata Gati.