Dirinya memaparkan, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. “Pondok pesantren memiliki peran sebagai “Agent of Development” yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan sensus Kementerian Agama di 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri.
Dari total 28.961 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
“Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun,” kata Gati.
Pondok pesantren juga, sambungnya, memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis.
Baca Juga:Samsat Tingkatkan Pendapatan Pajak Kendaraan, Kaji Pembangunan Outlet BaruYayasan Nur Wahyudin dapat Ambulans, BRI Salurkan CSR Senilai Rp250 Juta
“Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren,” ucapnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin DR KH Abun Bunyamin MA mengapresiasi program wirausaha baru bagi santri dengan tagline Santri Hebat, Industri Kuat, Indonesia Jaya.
“Program bimbingan teknis ini tak hanya memberikan pelatihan tapi juga menyumbangkan berbagi peralatan pendukung. Insya Allah dapat menghasilkan santri bermental entrepreneur. Setelah latihan dan pandai membuat roti, maka kami memiliki cita-citanya bisa memenuhi kebutuhan internal, dalam kota, dalam negeri bahkan hingga bisa mengekspor,” ucapnya.
Senada disampaikan Kabid Perindustrian Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta Tiktik Kartika Wulansari. “Ini adalah bimtek keempat di tahun ini. Sebelumnya sudah ada tiga bimtek yang diberikan melalui Direktorat IKMA. Ketiganya adalah, pelatihan AC, bengkel kendaraan roda empat, dan pelatihan pembuatan topi,” kata Tiktik.
Direktorat IKMA juga, sambungnya, kerap memfasilitasi serta memberikan bantuan kepada litbang keramik. “Hal ini sangat membantu dan bermanfaat bagi kami,” ucapnya.(add/vry)