Selain penyediaan bahan bacaan yang lengkap diperpustakaan sekolah, akan lebih terbantu lagi, jika sekolah menerapkan peraturan kepada seluruh siswa-siswi yang ada, membuat hari baca dua minggu sekali dengan durasi waktu yang ditentukan. Setelah itu siswa diharapkan membagikan hasil bacaan yang mereka baca di depan teman-teman mereka sendiri. Langkah tersebut dapat menjadi stimulus awal guna mendorong minat baca dari siswa-siswi yang ada.
Selain itu, pemerintah juga ikut berperan didalamnya dengan ikut menyemarakan peringatan Hari Anak Nasional dengan memberikan banyak perlombaan-perlombaan literasi dalam hal akademik, misalnya membaca puisi, pidato, menulis cerpen, novel, perlombaan sains bahkan sampai perlombaan membuat robot
Membaca adalah jendala dunia, dengan semakin banyaknya minat baca dari anak, maka ia pun dapat mengelola emosinya dengan baik. Dengan membaca, kita akan melihat dunia yang begitu luas. Hal ini dilihat guna meningkatakan SDM anak Indonesia kedepannya agar mampu bersaing dengan negara-negara Asean bahkan Internasional. Dengan meningkatnya minat baca anak juga diharapkan tidak hanya sebagai pengikut (follower) tapi juga sebagai kreator yang unggul dibidangnya masing-masing. (*)