Pasukan Emak-Emak Kawal Timbangan Pasar
Di Hari Konsumen Nasional, Pemkab Purwakarta memiliki sejumlah pasukan emak-emak yang memiliki tugas memberikan perlindungan kepada konsumen khususnya dalam takaran dan timbangan pembelian.
LAPORAN: MALDIANSYAH, Purwakarta
Pasukan yang diberikan nama “Ceu Ati” memiliki arti Cek Ukuran Akurasi Timbangan, bermottokan cantik yang memiliki 5 arti. Yaitu Cek tanda tera, Amati timbangan posisinya, Nol atau seimbangkan timbangannya, Timbang ulang apabila belum yakin dan Kunjungi juru timbang yang ada di pasar-pasar.
“Komunitas emak-emak yang peduli timbangan kan kalau urusan belanja apalagi di pasar kan kaum emak itu cukup teliti,” ujar Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, di sela launching Relawan Ceu Ati di Bale Sawala Yudhistira Purwakarta, Senin (15/7).
Anne pun menambahkan, dengan adanya pasukan khusus ini, diharapkan kecurangan tidak ada lagi sehingga masyarakat yang berbelanja merasa aman serta terlindungi.
Baca Juga:Tunjangan Kasatpen Naik 1,5 Kali GajiWarga Desa Kebondanas Dapat Bantuan Air Bersih
“Ini bentuk kepedulian dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat, minimal menekan kecurangan timbangan,” ujar Anne.
Dalam peran dan tugasnya, relawan Ceu Ati ini akan mensosialisasikan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat yang akan berbelanja, termasuk kepada para pedagang di pasar.
“Nah, si emak-emak ini mengimbau kepada konsumen-konsumen di pasar bahwa teliti dulu sebelum membeli, dilihat dulu ada tidak tanda tera timbangannya,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Purwakarta, Karliati Djuanda mengatakan, Relawan Ceu Ati, dibentuk untuk mengkampanyekan pentingnya timbangan yang pas.
Selain itu pasukan ini akan disebar ke seluruh pasar di Purwakarta adapun untuk pasar yang sudah memiliki relawan ini, baru Pasar Leuwipanjang. “Mereka nanti akan kampanyekan peduli timbangan, untuk pedagang kita juga sudah berikan sosialisasi, termasuk siapkan juru ukur termasuk reparasi alat timbang,” jelasnya.
Adapun untuk pasukan emak-emak yang bertugas, Karliati menjelaskan, sebagian besar relawan tersebut dari para kaum ibu sendiri termasuk ibu-ibu majelis taklim, aktifis lingkungan hingga aktifis posyandu.
“Emak-emak kan sensitivitas ini nya tinggi, terutama urusan belanja. Karena yang sering belanja ke pasar mayoritas emak-emak, kita gagas dari ide itu,” ungkapnya.(*/vry)