Perjuangan Mengenalkan Kopi Nusantara yang Mulai Menuai Hasil
Memasuki Tahun ke 2 bergelut dalam usaha kopi di Pantura, secara perlahan juga beragam macam Kopi nusantara mulai dikenal oleh masyarakat di Pantura. Meski tidak mudah, saat ini Kedai Panggung menjadi salah satu lokasi favorit nongkrong anak muda di Pantura, karena sebuah café atau tempat ngopi terbilang jarang. Kedai Panggung di daerah Kebondanas, Pusakajaya tepat di sebelah utara Jalan Pantura Subang-Indramayu sebelum Kantor Kecamatan Pusakajaya.
LAPORAN: YOGI MIFTAHUL FAHMI, Pusakanagara
Dahulu, pemilik kedai kopi panggung Dikdik, sebelum memulai usaha sempat melakukan beberapa kali survey mengenai tempat nongkrong anak muda di wilayah Pantura Subang. Jika melihat berdasarkan survey yang dilakukannya, kebanyakan anak muda nongkrong ditempat-tempat seperti lapangan, alun-alun yang notabenenya suasana sepi dan gelap.
“Susah cari tempat nongkrong di Pantura masih jarang, karena watu itu melihat potensi tempat yang jarang dan usaha coffee sedang booming, saya coba,” ucap Dikdik.
Baca Juga:Cegah Banjir dan Kekeringan, Kali Batang Leutik DinormalisasiAtasi Defisit, Pemkab Karawang Kencangkan “Ikat Pingang”
Sejak saat itu, Dikdik memiliki keinginan untuk mulai mengenalkan kopi yang memiliki beragam rasa. Beragam teknik pembuatan dan mengenalkan budaya ngopi itu sendiri. Perlahan hal tersebut mulai menuai hasil dengan beragamnya segmen konsumen yang berkunjung ke Kedai Panggung.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai pada kenal kopi pahit, terus kopi yang ada rasa asamnya itu gimana. Ya meski kebanyakan memang masih anak muda di sini, tapi kadang orang tua juga ada aja karena ingin tahu kopi,” ucapnya.
Dikdik juga terdorong untuk menyediakan tempat nongkrong bernuansa positif terus berusaha menjalankan bisnisnya. “Ini saya mulai dari nol, terus kita punya temen di Bandung, akhirnya kita kursus Kopi 1 Bulan di sana. Setelah itu bikinlah konsep untuk buat tempat nongkrong yang nuansanya positif,” kata Dikdik.
Dengan beragam fasilitas yang dimiliki seperti Wifi, halaman yang luas serta konsep bartender dengan container, menjadi magnet tersendiri khususnya bagi mereka anak sosialita yang kerap berburu foto untuk media sosial. “Nama kedai panggung juga terinspirasi dari container yang berada diatas seperti dibuat panggung,” tutur Dikdik.