LEMBANG-Suhu udara yang sangat dingin terasa di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Udara dingin bahkan memunculkan kabut tebal, terutama saat tengah malam hingga pagi hari.
Berdasarkan data pengukur suhu udara di Pos Stasiun BMKG Lembang, suhu terendah di wilayah Bandung Raya selama musim kemarau ini tercatat 13,0 derajat celcius yang terjadi selama beberapa hari terakhir di wilayah Lembang.
Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Jawa Barat, Muhamad Iid Mujtahiddin menjelaskan, suhu udara bahkan akan terasa lebih dingin di wilayah dataran yang lebih tinggi dari pada Lembang.
Baca Juga:Menyukseskan Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD)Kekeringan di Pantura jadi Perhatian, Pemkab Terus Upayakan Solusi
“Wilayah yang lebih tinggi atau kawasan pegunungan, suhunya bisa turun lagi. Pada dasarnya, semakin tinggi setiap kenaikan 100 meter, suhunya akan semakin turun 0,6 derajat celsius,” kata Iid, Rabu (17/7).
Iid mengungkapkan, turunnya suhu udara di wilayah Bandung Raya ini karena pengaruh musim dingin di wilayah Australia. Masyarakat tidak perlu khawatir karena turunnya suhu udara merupakan hal yang biasa terjadi saat musim kemarau.
“Suhu udara yang terjadi di kita adalah imbas dari musim dingin di Australia. Semakin tinggi wilayah, maka akan terjadi penurunan suhu, makanya kemarin di kita (Kota Bandung) 17 derajat celsius, sementara di wilayah pegunungan Lembang semakin dingin hingga mencapai 13 derajat celsius,” bebernya.
Dia menegaskan, saat ini wilayah Jabar sedang dalam periode musim kemarau, bukan lagi periode peralihan musim. Iid juga menjelaskan, kondisi suhu udara masih fluktuatif atau naik turun tergantung kondisi udara di Australia. “Kalau di sana (Australia) makin dingin, kemudian angin makin kencang juga bisa berpengaruh, dinginnya bisa terasa ke kita,” ujarnya.
Mengacu pada data histori selama 40 tahun terakhir, menurut dia, wilayah Bandung pernah tercatat mengalami suhu terendah pada bulan Agustus 1987 yang mencapai 11,2 derajat celsius.
BMKG memprediksi, kondisi cuaca yang terjadi saat ini akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Pada bulan September kemungkinan suhu udara akan kembali naik seiring peralihan pola angin. “Sampai bulan Agustus, suhu udara diprakirakan masih turun naik, tergantung kondisi di Australia. Jika melihat dinamika, musim kemarau akan terjadi hingga Oktober,” jelasnya.