SUBANG–Ikon konservasi Subang yaitu Pohon Ki Tambleg yang tumbuh di beberapa wilayah di Kabupaten Subang, memiliki nama lain Baobab. Pohon ini banyak tumbuh di dataran Afrika dan Australia, lantaran bentuk batang pohon yang super besar juga kokoh, kemudian membuat pohon ini disebut Ki Tambleg di Jawa barat. Tambleg berarti kokoh dalam bahasa sunda.
Seperti diketahui, pohon-pohon Ki Tambleg ini menurut informasi yang berhasil dihimpun Pasundan Ekspres, dibawa oleh para penjajah kolonial untuk ditanam di perkebunan-perkebunan di Subang dan beberapa kota lainnya di Indonesia pada ratusan tahun yang lalu. Hingga saat ini pohon-pohon Ki Tambleg yang ditanam waktu itu masih tumbuh dengan baik, tersebar di areal perkebunan di Subang.
Oleh karena itu Ki Tambleg memiliki nilai historis, sama halnya dengan gedung-gedung tua yang di bangun pada masa kolonial dan masih ada sampai sekarang. Adapun jumlah Ki Tambleg yang tersisa di Subang hanya tinggal belasan saja dan merupakan jumlah terbanyak di Indonesia. Kini keberadaan Ki Tambleg juga hanya terdapat di Purwokerto, Jakarta dan Bali yang jumlahnya tak sebanyak di Subang.
Baca Juga:KKN UPI Ikut Gorol Bareng Warga, Ciptakan Lingkungan yang AsriPANI Sosialisasikan Pencegahan Narkoba Sejak Dini
Karena langkanya pohon Baoban ini, maka beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab, mencoba mengambil keuntungan pribadi dengan menjual belikan pohon tersebut, beberapa tahun lalu upaya tersebut berhasil digagalkan masyarakat, penjualan Ki Tambleg kepada sebuah perusahaan asal Jakarta di kampung Kosedansari, Tanjungsari, Cikaum.
Hal serupa, juga terjadi di Purwadadi, tepatnya di Kampung Walidin Desa Pasirbungur Purwadadi. Tersiar kabar bahwa pohon tersebut akan dipindahkan ke Bandung, untuk tujuan yang masih belum diketahui untuk apa.
Salah satu tokoh pemuda setempat Deni Kader mengatakan bahwa keberadaan pohon ki Tambleg di Walidin perlu dijaga keberadaannya, dia juga menyampaikan bahwa dirinya bersama karang taruna Kecamatan Purwadadi menolak rencana pemindahan Ki Tambleg.
“Kami selalu pantau, kemarin juga ada beberapa orang yang mencurigakan datang ke area Ki Tambleg, mengambil foto, dan duduk-duduk sebentar diarea Ki Tambleg, kami tegur. Bukan apa-apa, ini bukan hanya sebatas pohon, namun sudah menjadi ikon, keberadaannya juga langka,” kata Deni saat dihubungi, kemarin.