Pengembangan-pengembangan usaha dari jurusan yang sudah ada tersebut, kata Eddi, sangat terbuka lebar. Kebetulan fasilitasnya cukup menunjang. Sekolah yang dibangun cukup strategis ini, memang mudah dijangkau kendaraan umum. Tepat disebrang Rumah Sakit Jiwa (RSJ), sekolah ini berdiri dengan lahan sekitar 1,5 hektar yang sangat memungkinkan untuk pengembangan pembangunannya.
“Kita memang sedang mencetak wirausahawan-wirausahan yang handal. Di sekolah ini, kita bekali mereka dengan berbegai pengetahuan dan langsung prakteknya,” pungkasnya.
Sementara itu, kondisi sangat ironis dan miris yang terjadi di SMK Bhakti Nusantara Nasional (BNN) yang berada di Kampung Cibadak, RT 04/01, Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua lantaran kurang diminati masyarakat. Pasalnya, sekolah ini hanya menerima seorang murid pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 ini.
Baca Juga:Farmasi Dilema: Obat Keras Dijual Secara BebasUntuk TPA, Pemkab Siapkan Lahan 100 Hektare Lahan
Minimnya siswa yang mendaftar dikarenakan sekolah ini tidak mampu bersaing dengan SMK negeri yang jaraknya tidak berjauhan. Belum lagi lokasi sekolah yang jauh dari jalan raya juga menjadi faktor lain yang membuat siswa enggan mendaftar.
Wakil Yayasan Bhakti Nusantara Nasional (BNN) Sutasah mengatakan saat ini jumlah siswa SMK BNN hanya tersisa 11 orang yang berasal dari kelas XI dan XII karena siswa kelas X tidak ada. Agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, siswa kelas XI dan XII digabung dalam satu ruang kelas.
Meski demikian, pihak sekolah tetap bertekad untuk terus menambah siswa, berapapun yang daftar akan diterima di sekolah yang menyediakan tiga jurusan ini. Yaitu Farmasi, Otomotif, dan Administrasi Perkantoran. “Guru di sini yang kebanyakan honorer tetap berkomitmen mengajar meskipun jumlah siswanya sedikit,” kata dia.
Sementara itu salah seorang siswi kelas XI jurusan Farmasi, Imas Mirawati Dewi (15) mengaku, tidak mempermasalahkan meskipun teman-temannya di sekolah sedikit. Yang terpenting adalah dirinya bisa belajar dan mendapat ilmu sebagai bekal ketika lulus nanti. “Semangat sekolah saya enggak keganggu meski teman di sekolah dikit. Pokoknya pelajaran yang diberikan guru saya harus ngerti,” ucap dia. (eko/sep)