Irman memaparkan 160 ribu murid per hari membolos sekolah untuk menghindari bullying, 80 persen murid kelas 4 sampai 11 menjadi korban bullying di sekolah, dan 10 persen murid pindah sekolah untuk menghindari bullying.
“Data ini tentu meresahkan. Banyak anak dan remaja yang masih mencari jati diri dengan mem-bully teman seusianya atau juniornya, sehingga suasana sekolah menjadi tidak nyaman untuk teman-temannya ataupun pelaku sendiri,” kata Irman.
Dia menambahkan saat ini pun banyak kenakalan remaja yang diawali dari perilaku bullying, beberapa di antaranya berurusan dengan masalah hukum dan menjadi tindak pidana.
Baca Juga:Lewat JIF, Pemdaprov Jawa Barat Cari Aspiran MudaPotensi Zakat Rp26 Triliun Bisa Selesaikan Masalah Kemiskinan di Jabar
“Kalau secara hukum kami sudah ada pasal-pasal hukum yang mengatur terkait dengan perbuatan seperti kekerasan fisik atau hal-hal lain,” ujar Irman.
“Saya mengimbau kepada pihak sekolah dan juga pada pelajar mari kita setop bullying, kita bangun generasi muda menuju Indonesia Emas ini menjadi generasi yang positif dengan melakukan hal-hal positif, sehingga diharapkan generasi muda siap menyongsong masa depan gemilang,” tutupnya. (HUMAS JABAR)