KARAWANG– Perairan pantai utara Karawang kembali tercemar akibat tumpahan kandungan minyak dari eksplorasi proyek Pertamina. Kebocoran kandungan minyak itu mencapai perairan di dua desa yaitu Desa Sedari dan Sungai buntu.
Mendapat laporan pencemaran itu, Bupati Karawang Cellica Nurachadiana akan segera memanggil penanggung jawab proyek tersebut dan meminta pertanggungwajawaban. “Saya sudah meminta keterangan dari Kepala Desa Sedari dan memang benar peristiwa tersebut terjadi di pantai Karawang. Kamis nanti penanggung jawabnya akan kita panggil untuk menjelaskan semuanya.” kata Cellica Minggu ( 21/7).
Cellica mengaku akan segera menangani isu kebocoran dari proyek pertamina. Dia tidak ingin tumpahan minyak pertamina bisa merugikan masyarakat Karawang, terutama nelayan. “Saya mendapat informasi dari Kades Sedari dan memang benar telah terjadi kebocoran tapi hingga saat ini situasinya masih bisa dikendalikan ” katanya.
Baca Juga:Perumnas Royal Campaka Diduga Belum Lengkapi IzinBand Reggae Brother Rasta, Pernah Dibayar Ikan Laut hingga Kini Rp 4,5 Juta
Sementara itu Kapolres Karawang, AKBP Nuredy mengatakan peristiwa tersebut terjadi persisnya di dekat pantai Tangkolak dengan titik kordinat S 6 09 35″ E 107 60’28” ” “Itu baru data sementara dan belum bisa kita sampaikan secara detail karena masih menunggu hasil dari lapangan,” kata Nuredy.
Kebocoran proyek minyak Pertaminan bukan sekali ini terjadi di pantai Karawang. Sebelumnya sempat terjadi kebocoran di perairan Karawang sekitar satu tahun lalu. Namun kebocoran minyak pertamina kali ini sudah mencapai area tambak ikan hingga bisa merugikan nelayan sekitar.
Insiden kebocoran minyak mentah di anjungan milik Pertamina Hulu Energi di perairan utara Karawang membuat repot nelayan setempat. Minyak mentah yang terbawa arus hingga mengotori pantai membuat nelayan yang nekat melaut harus terampil bermanuver menghindari tumpahan minyak.
“Sebisa-bisa harus menghindar, kalau jaring kena minyak, bakal rusak, sulit dibersihkan,” kata Katiman, sambil merapikan jaring, Senin (22/7).
Katiman mengaku, melihat banyak cairan hitam kental di perairan Cemarajaya. Cairan hitam itu, kata Katiman tersebar berkelompok. Saking kentalnya, Katiman mengibaratkan minyak mentah itu seperti oli. “Jaring kawan saya ada yang kena oli, baunya seperti minyak tanah. Saya berlayar lebih jauh untuk mencari ikan,” kata dia.
Dedi Wahyu Wijaya, Manajer Tempat Pelelangan Ikan Cipucuk Desa Pusakajaya Utara, menuturkan tumpahan minyak mentah menurunkan tangkapan ikan sejak dua hari terakhir. “Nelayan-nelayan besar ini mengadu kepada saya, jika mereka harus melaut lebih jauh lagi. Sebab, daerah tangkapannya kosong karena sejumlah ikan mati,” kata Dedi melalui sambungan telepon.