LEGONKULON-Nelayan di Desa Cirewang meradang, akibat adanya aktivitas ekskavator di area laut tempat menangkap ikan Nelayan Cirewang Desa Pangarengan.
Ketua KUD Nelayan Cirewang menuturkan, adanya aktivitas tersebut diakuinya memang menganggu kegiatan nelayan. Apalagi katanya, dengan mayoritas nelayan tradisional dengan mesin 2 GT hanya bisa melaut tidak jauh dari lepas pantai. “Untuk sekarang ini diarea tersebut mau dijadikan tambak, dalam pelaksanaan, ekskavator itu sudah berjalan,” ucap Jaedun.
Secara tidak langsung kata Jaedun, sebanyak 70 an nelayan di Desa Cirewang yang menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut mulai meradang. Untuk itu, nelayan disana saat ini meminta perlindungan pada KUD serta Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Kabupaten Subang. “Wajarlah kalau nelayan meminta perlindungan, nasibnya mulai tercekik,” ujarnya.
Baca Juga:BPJS-TK Perkuat Sinergitas Layanan PLKK dengan PuskesmasTiga Petinggi Parpol KBB Rumuskan Bonus Demografi
Sejauh ini, pihaknya baru sebatas mengajukan permohonan bantuan melalui DPD PNTI Kabupaten Subang perihal permasalahan ini. Namun ia juga berharap, Dinas terkait di Kabupaten Subang bisa membantu mencari solusi terkait hal ini
Sementara itu, Ketua DPD PNTI Kabupaten Subang Ali Haerudin menuturkan, pada Selasa (23/7) lalu, pihaknya datang ke Cirewang karena mendengar keluhan-keluhan dari nelayan mengenai adanya aktivitas di sekitar laut Cirewang. Saat ini kata Ali, ada salah satu alat berat yang sedang melakukan pengerukan.
“Lahan usaha nelayan kecil yang terancam habis dalam kurun 1-2 tahun mendatang di Dusun Cirewang Desa Pangarengan KecamatanLegonkulon, tolong dibantu teriakan nasib mereka agar didengar oleh Pihak pihak terkait,” ucap Ali.
Ia belum mengetahui secara detail mengenai aktivitas tersebut, namun dari informasi yang didapatnya, wilayah tersebut sedang dikeruk dan dijadikan tambak. “Itu sudah mulai aktvitasnya, ada ekskavator di tengah laut yang biasa nelayan aktivitas disana,” ungkap Ali Haerudin.(ygi/vry)