SUBANG-Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Subang mengimbau warga untuk menanam cabai di pekarangan, pot atau di lahan tidak produktif. Hal tersebut menyusul melonjaknya harga cabai di pasaran hingga menembus angkan Rp 80.000/kg.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas pertanian Subang Sulaeman mengatakan, melonjaknya harga cabai menjadi perhatiaan khusus dinas pertanian. Masyarakat juga masih sedikit yang mau menanam cabai. Dikarenakan ongkos produksi tanaman cabai cukup tinggi, selain itu kontur tanah juga menjadi alasan petani enggan menanam cabai.
“Ya kita melihat masyarakat tidak mau menamam cabai, karena perhitungan ongkos tanam perhektar saja, bisa mencapai Rp 30 juta dari mulai tanam hingga panen,” ujarnya.
Baca Juga:30 Ulama Muda Jawa Barat Bakal Sebarkan Pesan Perdamaian di InggrisPemdaprov Jawa Barat Gandeng Konsultan Pendidikan Kejuruan Inggris untuk Benahi SMK
Dijelaskan Sulaeman, petani cabai di Subang terdata hanya ada di 2 Kecamatan seperti di Kecamatan Cijambe dan Serang Panjang. Petani cabai masuk dalam kelompok petani cabai dan hanya menggarap 2-3 hektar untuk di tanami cabai.
Minimnya petani cabai menjadi perhatian dinas pertanian, pihaknya mencoba menanam cabai di wilayah utara dan barat, hasilnya tidak maksimal. Tidak seperti di wilayah selatan yang memiliki kontur tanah yang cocok.
Kepala DKUPP Subang Rahmat Faturahman mengatakan, pihaknya mendata untuk pasokan cabai saat ini, di pasok dari Patrol-Indramayu dan Lembang. Sehingga ketika pasokan cabai tersendat dari daerah tersebut otomatis harga cabai menjadi mahal.
“Ya kita kan hanya di pasok cabai dari daerah sana jika tersendat ya mahal pastinya,” tuturnya.
Sementara itu Warga Buana Subang Kencana – Rawabadak Dewi. R ( 30 ) mengatakan harga cabai memang sangat mahal bahkan sekarang di jual dengan harga Rp 2000 sebanyak 4 cabe.
“Parah Rp 2000 berisi 4 cabe di rencengin, sekarang makan pakai lada saja,” tukasnya.(ygo/dan)