PURWAKARTA-Harga sejumlah komoditas sayuran di Kabupaten Purwakarta merangkak naik. Kenaikan ini dipicu musim kemarau panjang. Di Pasar Baru Citeko, Kecamatan Plered, misalnya, nyaris semua harga sayuran dan beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikan ini terjadi sejak dua pekan terakhir.
“Hampir semua harga sayuran mengalami kenaikan,” ujar Mela Nurliani (37), salah seorang pedagang sayuran di pasar tersebut kepada koran ini, Rabu (24/7).
Dirinya pun merinci beberapa kenaikan harga sayuran. “Harga cabai merah yang awalnya Rp30.000 naik menjadi Rp70.000 per kg. Cabai hijau dari Rp15.000 saat ini Rp30.000 per kg.
Baca Juga:Siapkan Masyarakat Mandiri, Desa Kaliangsana Latih Puluhan Warga MenjahitPemdes Lengkong Jaya Realisasikan DD Tahap 1
Kemudian kol dari Rp5.000 sekarang naik menjadi Rp8.000 per kg. Ada pula emes dari Rp8.000 naik menjadi Rp14.000 per kg. Sedangkan wortel dari Rp6.000 sekarang Rp10.000 per kg, dan terong dari harga awal Rp8.000 sekarang naik Rp14.000 per kg,” ujarnya.
Tak hanya itu, sambungnya, kenaikan juga terjadi pada sayuran lainnya. “Seperti kacang buncis dari Rp8.000 naik menjadi Rp16.000 per kg, pare dari Rp8.000 saat ini Rp14.000 per kg, mentimun dari Rp6.000 naik menjadi Rp14.000 per kg, leunca Rp8.000 saat ini naik menjadi Rp24.000 per kg. Begitu pun bawang. Bawang daun saat ini Rp15.000 dan bawang merah Rp25.000 per kg. Harganya naik sekian persen dari harga awal,” ucapnya.
Dan kenaikan yang paling signifikan, kata dia, adalah cabai rawit merah dari harga awal Rp30.000 saat ini menjadi Rp80.000 per kg. “Harganya tak kunjung turun sejak dua pekan terakhir,” ujarnya.
Disebutkannya, setelah cabai rawit merah mengalami kenaikan para konsumen pun otomatis mengurangi stok pembelian, sehingga terjadi penumpukan dengan waktu cukup lama. Untuk itu, dirinya memilih untuk tidak menyetok cabai rawit merah untuk menghindari kerugian.
“Kalau terlalu lama kan busuk, kalau sudah gituh kan rugi, dari pada rugi saya lebih memilih untuk tidak menyetok cabai rawit merah meski saat ini permintaan masih ada,” kata Mela.(add/vry)