Ia menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah bergerak sejak terjadinya kebocoran itu, agar gas berlapis minyak itu tidak sampai ke daratan dengan menerjunkan kapal-kapal pertamina. Dan jika ada minyak yang ke daratan sudah disiapkan tim pembersihnya. “Kami juga siap menyediakan apa yang diminta oleh Forkominda sesuai dengan kebutuhan,” katanya.
Ketua Koperasi Produksi Perikanan Laut (KPPL) Samudra Mulya, Budianto mengatakan, adanya kebocoran minyak dan gas pertamina ini berdampak sangat luar biasa bagi ratusan nelayan. Sebab para nelayan jadi tidak mendapatkan ikan karena kejadian tersebut.
“Adanya kebocoran itu, hasil tangkapan nelayan jadi tidak ada. Sebab para nelayan melihat bukan hanya kerak minyak tapi juga gelembung-gelembung gas di laut,” ujarnya, Rabu (24/7).
Baca Juga:35 Persen Kendaraan Nunggak PajakDilarang Gelar Kegiatan Workshop, HMI Laporkan Unsika
Oleh sebab itu, lanjut Budianto, pihaknya meminta segera mengantisipasi kejadian ini, dikhawatirkan bisa lebih parah lagi. “Para nelayan satu bulan ini sudah peceklik, diperparah dengan adanya kebocoran gas ini. Sehingga nelayan semakin tercekik penghasilannya,” katanya.
Ia meminta agar pertamina mengganti rugi atas kejadian ini, sebab nelayan sudah memasang jaring di laut dan karena adanya kebocoran minyak ini tidak lagi bisa digunakan karena sudah terpapar minyak. “Kami berharap pertamina mengganti kerugian atas kondisi ini kepada ratusan nelayan yang masuk dalam KPPL Samudera Mulya,” katanya.
Diketahui Blok migas yang terletak di perairan Pantai Utara Pulau Jawa itu mengalami kebocoran pada selang penyalur minyak mentah (hose) yang menghubungkan alat tambat dengan floating storage offloading (FSO) Abherka. (use/ded)