KARAWANG-Tambak garam terintegritas di Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan, sudah dikenal sebagai produsen garam konsumsi terbesar di Kabupaten Karawang. Memiliki luas lahan lebih dari 200 hektare. Saat ini, petani tradisonal setempat, mulai berinovasi menuju produksi garam industri.
Sesuai spesifikasinya, selain harus memiliki kandungan iodium yang tinggi. Jika ingin memasok kebutuhan garam industri, petani setempat perlu memperhatikan kadar NHCl minimun, yaitu dikisaran 97,4 ppm.
Ketua Kelompok Petani Garam Desa Muara Baru, Suhari mengatakan, selain telah menemukan formula untuk memproduksi garam industri. Produktifitas petani garam di Desa Muara Baru juga terbilang cukup tinggi.
Baca Juga:Antara Mutasi, Rotasi dan PrestasiAna Gugum, Tolak Jual Sapi untuk Presiden Jokowi
Dalam satu kali panen, kata Suhari, petani disana bisa menghasilkan sekitar 140 ton. Sementara, untuk satu kali panen, hanya diperlukan waktu sekitar 7 hingga 14 hari saja. Jadi dalam satu bulan, petani tambak garam di Desa Muara Baru mempu menghasilkan rata-rata 280 ton garam industri.
“Karawang mungkin bukan sentra garam nasional. Tapi dengan upaya ini, Karawang akan membantu kebutuhan garam di Indonesia,” ujar Suhari.
Suhari menjelaskan, perjuangan petani garam di Cilamaya untuk memasok garam industri tidaklah mudah. Ada banyak sekali tantangan yang harus mereka hadapi. Selain faktor cuaca, upaya mereka untuk menjadi produsen garam industri pun, terganjal buruknya sarana infrastruktur.
“Sarana infrastrukturnya belum menunjang. Askes jalan masih sulit dan peralatan masih seadanya,” keluhnya.
Buruknya akses dari tambak menuju gudang penyimpanan, kata dia, membuas cos pengeluaran semakin besar. Sementara, karena ulah permainan kartel, harga garam lokal saat ini sangat tak menentu. Sehingga tidak sedikit petani garam merugi.
“Apa lagi Gudang Garam Nasional yang harusnya ada di dekat tambak, jutsru dibangun di desa lain, yang sangat jauh dari sini. Ongkos angkutnya kan jadi makin mahal,” kata Suhari.
Sementara itu, Kepala Desa Muara Baru, Ato Sukanto mengatakan, upaya pemerintah desa membangun sarana infrastruktur bagi petani tambak garam disana, terkendala waktu.
Baca Juga:Pemdes Sukasari Latih Linmas, Garda Terdepan Pengamanan LingkunganSekwan Agendakan Pelantikan DPRD Terpilih
Selain baru menjabat kurang dari satu semester, Ato mengaku hanya menjalankan apa yang telah dilaksanakan pemerintahan sebelumnya. Sembari berusaha, membantu para petani mencari solusi.