KARAWANG-Kendati sudah menggunakan mesin pompa air, namun puluhan hektar di desa Pulomulya belum teraliri air semuanya. Pasalnya, musim kemarau yang panjang mengakibatkan 30 hektar yang berada di desa Pulomulya mengalami kekeringan.
“Kami sudah meminjam pompa air dari UPTD Pertanian dan mengairi sawah secara bergantian siang malam, namun lahan sawah yang luasnya 30 hektar belum teraliri air semua,” ujar Kasi Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Desa Pulomulya, Ating, Jumat (26/7).
Dikatakan, kondisi kekeringan ini disebabkan belum turunnya hujan atau musim keramau yang berkepanjangan. Akibatnya aliran irigasi juga mulai mengering, meskipun ada tapi tak bisa memenuhi kebutuhan lahan sawah yang luasnya 30 hektar. “Baru dua blok sawah yang teraliri air yang dibantu oleh pompa air,” katanya.
Dijelaskan, pompanisasi lahan sawah ini bantu oleh babinkamtibmas. Hal itu dilakukan agar lahan sawah bisa digunakan petani untuk menanam benih padinya. Pihaknya juga berharap pihak PJT II bisa segera memperbesar aliran air ke irigasi dan saluran cacing ke wilayah desa Pulomulya. “Meskipun belum maksimal, tapi sudah ada lahan sawah yang teraliri air dan petani bisa memulai musim tanamnya,” katanya.
Baca Juga:Serikat Buruh Migran Indonesia Cegah Human TraffickingKPU Terima LHKPN 45 Caleg Terpilih, Syarat Wajib Sebelum Dilantik
Sementara itu, Salah seorang pemilik lahan sawah, Dadan mengatakan, musim kemarau yang cukup panjang ini mengakibatkan adanya tambahan biaya yaitu untuk pompanisasi. Sebab buat membeli bahan bakarnya para petani harus iuran agar lahan sawahnya teraliri air. “Namun itu tak menjadi masalah, asalkan musim tanam tidak terlambat,” katanya.
Ia berharap agar musim kemarau ini segera berakhir dan lahan sawah sudah teraliri air seperti biasa dan musim tanam bisa dimulai. “Kami sih berharap agar musim kemarau ini segera berakhir,” harapnya. (use/ded)