“Namun, jarak ancamannya sekitar 500 meter dari pusat kawah atau 100 meter dari dinding kawah. Itu yang masih ada ancaman, jika terjadi erupsi tiba-tiba. Itu ancamannya masih cukup besar, berupa gas-gas vulkanik, gas-gas berbahaya, juga ada semburan lumpur, dan mungkin abu tebal. Itu yang perlu dipertimbangkan,” katanya.
Di luar radius tersebut, tekan dia, kondisinya relatif aman bagi siapapun. Sebagai antisipasi sewaktu-waktu terjadi erupsi, perlu dipertimbangkan penggunaan masker. Terkait dengan pembukaan TWA Gunung Tangkubanparahu, Kasbani mengelak menjawabnya.
“Saya tidak rekomendasikan dibuka atau tidak, tapi di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkubanparahu aman. Di luar radius 100 meter dari bibir kawah tadi, aman. Cuma antisipasi pakai masker kalau terjadi erupsi tiba-tiba,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, PVMBG telah melakukan pengukuram di lima titik di sekitar kawah Tangkubanparahu. Dari hasil pengukuran, sebagian kondisinya sudah netral kembali, tapi semakin ke arah Kawah Upas asap semakin dekat. “Saat ini kan cerah, bisa kelihatan. Di dalam kawah itu ada hembusan setinggi sekitar 30 meter dari dasar kawah,” ucapnya.
Baca Juga:Bupati Ruhimat Kasih Waktu OPD 2 Minggu Upload Detail AnggaranMain Pukul, ES Terancam 4 Tahun Penjara
Sementara itu, pengelola TWA Gunung Tangkubanparahu, Putra Kaban mengatakan, pihaknya masih melakukan pembersihan abu di sekitar tempat wisata, yang masih belum sepenuhnya dihilangkan. Situasi di sekitar kawah, dia anggap saat ini sudah biasa seperti halnya kondisi normal.
“Akan tetapi, kami harus betul-betul bersih. Pedagang juga coba lihat. Saya bilang, silahkan teman-teman pedagang bersihkan kiosnya, supaya pada saat nanti Anda berdagang, jangan ada klaim dari pengunjung. Malu. Bagaimanapun, kita memerlukan kebersihan, keramahan, kenyamanan,” katanya.
Terpisah, seorang pedagang di sekitar kawah Gunung Tangkubanparahu, Hendrik (42) mengatakan, sewaktu terjadi erupsi terdapat suara sirine yang berbunyi. Akan tetapi, menurut dia, sirine tersebut berbunyi setelah abu menjangkau daerah wisatawan.
Warga sekitar, Budi Raharja (42) mengatakan, masyarakat tidak memperoleh peringatan dini saat Tangkubanparahu mengalami erupsi. Padahal, sekitar empat kilometer dari gunung terdapat pemukiman penduduk.
“Kejadian Jumat kemaren saat terjadi erupsi adalah kejadian yang sangat fatal. Erupsi terjadi saat masyarakat dan pengunjung ada di sekitar kawah, tanpa ada peringatan dini,” kata warga Kampung Gamlok, RT 6 RW 7, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.