SUBANG-Kabupaten Subang mejadi salah satu kabupaten yang lumayan tinggi tingkat penularan HIV/Adis hingga menyebabkan satu orang tewas. Seorang warga Pamanukan meninggal dunia karena HIV/Aids dengan juga penyakit penyerta, TBC (Tuberclosis).
Pengelola Program IMS, HIV/Aids and Harm Reduction Dinkes Subang, Suwatta mengatakan, bahaya HIV/Aids harus diwaspadai oleh warga Subang. Penyakit tersebut, tidak akan terasa saat itu juga namun dikemudian harinya akan membuat kondisi tubuh menjadi lemah dan bisa mengakibatkan meninggal dunia.
“Ini sangat membahayakan, apalagi Subang masuk dalam penularan HIV/Aids yang lumayan tinggi di Provinsi Jawa Barat,” ujarnya.
Baca Juga:Panitia Diimbau Tidak Gunakan Plastik Berwarna untuk Bagikan Daging KurbanKang Emil Tunjuk Daud Plh Sekda
Penularan HIV/Aids, Suwatta menjelaskan, penderita bisa melihat gejala-gejalanya seperti gampang terserang penyakit, sariawan yang tidak kunjung sembuh, batuk secara terus menerus. Penurunan badan yang drastis, karena tidak enak untuk makan dan minum. “Salah satu gejalanya seperti itu. Masyarakat diimbau mau memeriksakan diri sejak dini ke berbagai puskemas yang memiliki alat pendeteksi HIV/Aids,” jelasnya.
Pada bulan April 2019, Suwatta mengatakan, warga di wilayah Kecamatan Pamanukan insial R (46) yang sehari-harinya bekerja sebagai petani terkena HIV/Aids, dengan penyakit penyertanya TBC. Tewasnya warga tersebut, menambah daftar panjang masyarakat Kabupaten Subang yang tewas akibat HIV/Aids. “Umurnya 46 tahun insial R dari wilayah Kecamatan Pamanukan, terkena HIV/Aids dan penyakit penyerta TBC,” terangnya.
Dari bulan Januari hingga Mei 2019, Suwatta menuturkan, ada 93 kasus baru HIV/Aids di Kabupaten Subang. Kasus baru tersebut, masih didominasi di Subang Kota dan Pantura. “Ada 93 kasus baru di bulan Januari – Mei 2019,” ungkapnya.
Mengenai penularan, Suwatta menuturkan, para supir yang melintas di jalur Pantura sangat rentan. Sesuai investigasi pihaknya ke para supir yang melintas di jalur Pantura, bisa melakukan seks di hot spot Pantura sebanyak 3 kali. Jika tidak memakai pengaman atau kondom maka sangat rentan tertular. “Ya ini sangat rentan, dikarenakan aktivitasnya ketika melintas di jalur Pantura. Hal tersebut sesuai dengan investigasi kami,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang P2P Dinkes Subang dr Maxi mengatakan, pendeitra HIV/Aids bisa bertahan hidup dengan mengkonsumsi obat ARV secara terus menerus. Seorang penderita HIV/Aids ketahanan tubuhnya akan menurun. “Obat ARV hanya bisa untuk bertahan, jika diminum secara terus menerus,” tandasnya.(ygo/vry)