PURWAKARTA-Kiai Sepuh Jawa Barat DR KH Abun Bunyamin MA yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin, didaulat menjadi pembicara pada dialog kebangsaan yang digelar Indonesia Young Intelectual Institute (Indyte) di Kafe Prabu, Cibiru, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Dialog yang mengangkat tema “Menjaga Nilai-Nilai Kebangsaan dan Menangkal Hoax Pasca-sengketa Pilpres 2019” ini juga menjadi momen deklarasi antihoax. Ada pun dialog tersebut digelar karena masih adanya perbedaan di masyarakat, khususnya di kalangan akar rumput, pasca-Pilpres 2019. Sehingga, semuanya belum bersatu kembali seperti semula.
Padahal di kalangan elite, perbedaan tersebut sudah mencair pasca-pertemuan Jokowi dan Prabowo. Dan, salah satu penyebab masih tajamnya perbedaan itu adalah maraknya hoax yang beredar dan dipercaya masyarakat.
Baca Juga:Mengenal Antibiotik MikrobiologiTingkatkan Kapasitas KPM Maksimalkan Hasil Kerja
Dalam materinya, KH Abun menyebutkan jika hoax sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan ketika Nabi Adam AS masih berada di surga. “Jadi, hoax sering menimbulkan permusuhan di masyarakat,” kata KH Abun.
Dijelaskannya, Nabi Muhammad Saw pernah menjadi korban hoax kaum munafik. “Kala itu, ada musuh nabi yang menyebarkan hoax bahwa istri nabi, Siti Aisyah telah berselingkuh. Sehingga nabi merasa terpukul atas kejadian tersebut. Jadi jelas hoax dilarang oleh ajaran agama, karena akan berdampak buruk terhadap nilai-nilai sosial,” katanya.
Pembicara lainnya, Prof Mochammad Najib akademisi UIN SGD Bandung menuturkan, masih banyak yang perlu disegarkan dari sistem demokrasi di Indonesia. Dirinya menilai, secara substansi demokrasi yang dianut Indonesia belum menyentuh kepentingan rakyat.
“Indonesia harus maju dengan sistem yang ada seperti demokrasi, tetapi kedaulatan rakyat harus benar-benar ditampilkan. Jangan sampai, kelompok tertentu, seperti partai politik yang berkuasa, membatasi gerak-gerik rakyatnya,” ujarnya.
Dialog kali ini pun ditutup dengan deklarasi pemuda Jawa Barat yang dipimpin oleh Dr. KH. Abun Bunyamin, MA, Prof. Mochammad Najib, serta Komisioner KPU Jawa Barat, Titik Nurhayati.
Para peserta dengan suara lantang mendeklarasikan antihoax di Jawa Barat. Di mana ada tiga poin yang disampaikan melalui deklarasi tersebut.
Pertama, pemuda Jawa Barat akan menjaga nilai-nilai demokrasi sebagai bukti cinta terhadap tanah air. Kedua, pemuda Jawa Barat akan menciptakan suasana aman, damai dan tidak mudah terprovokasi sebagai bentuk melawan hoax. Ketiga, pemuda Jawa Barat akan mendukung pemerintah dan non-pemerintah dalam upaya menegakkan sistem demokrasi.(add/vry)