KARAWANG-Limbah minyak Pertamina Hulu Energi (PHE) santer meringsek pesisir wilayah barat Karawang. Sejumlah langkah sudah dilakukan PHE ONWJ, baik pembersihan laut, pesisir dan pendataan kompensasi nelayan. Namun, biota termasuk Karang di laut yang rusak ekosistemnya, luput dari perhatian Pemkab dan PHE.
Aktivis pesisir pantai Pasirputih Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Masrukhin mengatakan, mohon bantuannya pada pantai dan laut Pasirputih yang jarang terekspose media, padahal Pasirputih akan jadi tuan rumah permanen limbah Pertamina dikarenakan pengeboran yang bocor di lepas pantai Pasirputih.
“Kenapa, yang ramai soal limbah minyak selalu diwilayah pantai Karawang barat, karna angin dan arus dari timur kencang, artinya, kalau angin pelan dari Utara limbah pasti ke pantai Pasirputih,” ujarnya.
Baca Juga:Legenda Gunung Tangkuban Parahu, Penuh Mitos dan MisteriRidwan Kamil Beberkan Manfaat KDLN untuk Kemajuan Jawa Barat
Selain itu, lanjutnya, yang lebih parah lagi, banyak karang pada rusak, padahal karang-karang terbesar Karawang, berada di pantai Pasirputih dan Tangkolak. “Kalau angin diam, kita sekarang permanen jadi tuan rumah limbah Pertamina, karang-karang rusak juga luput dari perhatian,” katanya.
Menurutnya, persoalan Karang sebagai dampak kerugian, utamanya di Karang Sendulang Pasirputih. Bahkan, nelayan Pasirputih mengalami kerugian paling besar, karena nelayan jaring rajungan yang paling terdampak penghasilannya, apalagi rajungan lokal ini terbesar se-kabupaten Karawang.
Pengeboran yang bocor adanya sebelah Utara karang, artinya dari lokasi karang itu kurang lebih 5 mil saja ke TKP sumber limbah minyak, itu bisa dilihat dari peta GPS bawah laut . “Cuma 5 mil ke TKP lokasi karang ini, ” katanya.
Oleh sebab itu, diharapkan pihak pertamina dan Pemkab memperhatikan kondisi karang yang kemungkinan besar rusak berat akibat adanya kebocoran minyak itu. (use/ded)