KARAWANG-Tumpahan minyak Pertamina di perairan Karawang meluas. Ratusan hektare terumbu karang kena dampak dan berpotensi rusak. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang merilis data, jumlah terumbu karang yang terdampak mencapai 234 hektare yang tersebar di 8 wilayah.
Rinciannya, Karang Kapalan 48 hektare, Karang Bengkok 18 hektare, Karang Badengan 27 hektare, Karang Grabad 25 hektare, Karang Sedulang 37 hektare, Karang Areng 18 hektare, Karang Meja 29 hektare dan gugus Pulo Pasir 32 hektare.
“Kami menghitung lima item yang terindikasi terdampak tumpahan minyak, yaitu jumlah nelayan tangkap, pelaku usaha budidaya, petambak garam, terumbu karang dan mangrove,” kata Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang Hendro Subroto, Kamis (8/8).
Tercemarnya sejumlah gugusan terumbu karang dimulai sekira 3 pekan lalu. Saat pencemaran dimulai pada 12 hingga 18 Juli lalu, tumpahan masih jauh dari terumbu Karang.
Baca Juga:BPKD Ciptakan Aplikasi ‘SITAKASUR’ , Percepatan Surat Menyurat di BPKDMTQ Wahana Aktualisasi Nilai Islami, Hasil Lomba Diumumkan Saat Agustusan
“Namun pada citra satelit LAPAN tanggal 21 Juli 2019, tumpahan minyak meluas hingga ke Terumbu Karang Ciparage maupun Sendulang,” kata Yuda Febrian Silitonga dari Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum, Kamis (8/8).
Yuda menuturkan tumpahan oil spill di laut berdampak buruk bagi ekosistem. Saat minyak tumpah ke perairan, kata Yuda minyak dapat terapung, tenggelam larut dan menguap di perairan.
Akibat tumpahan ninyak, terumbu karang bakal mengalami efek letal atau mengganggu sel terumbu karang hingga mati. Terumbu karang juga bisa mengalami efek subletal.
“Bahkan secara langsung menyebabkan kematian atau secara tidak langsung mengganggu proses respirasi dan fotosintesa hewan zoozenthela pada karang hingga menyebabkan kematian dalam jumlah besar,” ungkap dia.
Yuda menuturkan, tumpahan minyak juga diketahui telah mencemari ekosistem mangrove di Karawang seperti Cilebar, Sedari, Tambak Sumur, dan juga Pantai Beting – Bekasi. “Bahkan untuk Cilebar – Karawang diketahui telah terjadi kematian 1000 pohon yang terdiri dari Bakau serta Api-api. Di Pantai Beting di Bekasi ada 20% pohon Bakau yang mati dari keseluruhan ekosistem mangrovenya,” ungkap Yuda.
Saat memeriksa sejumlah lokasi terdampak dan mengambil beberapa sampel, Yuda menemukan jika lapisan minyak telah menutupi sistem perakaran mangrove, sehingga mulut-mulut lenti sel terputus. “Minyak juga menutupi kulit kayu, akar penyangga dan pnheumatophora yang menurunkan kadar oksigen dalam akar mangrove,” kata Yuda.