Menurut Sutarja saat itu, Abah Waway menuturkan, penambahan kedua instrumen musik ini disebabkan agar dalam penyajian musiknya terasa lebih enak didengar). Kemudian kesenian ini semakin berkembang dengan dibentuknya grup-grup baru oleh anggota kelompok Sutarja. “Selain itu Sutarja juga melatih sepuluh orang seniman yang berasal dari berbagai dusun dan desa di Kabupaten Subang,” tambahnya.
Dari sepuluh orang seniman yang dilatih Sutarja, terdapat seniman yang berasal dari dusun Bonyok, Desa Pangsor yang bernama Rasita, yang kemudian membentuk grup di dusun Bonyok. Melalui kelompok genjring bonyok yang dipimpin oleh Rasita dari Dusun Bonyok, kesenian ini pun mulai berkembang pesat dan dikenal masyarakat di luar dari Kecamatan Pagaden.
Selain dari kelompok Sinar Pusaka, masyarakat mulai menyukai kelompok genjring bonyok yang dipimpin Rasita. Sejak itu genjring goyok banyak ditanggap warga, namun sekarang, setelah melewati tahun 90-an kesenian ini sudah jarang tampil, keberadaannya juga nyaris hilang seperti di telan bumi.(*/vry)