Dari Batal hingga Reschedule
BANDUNG-Penutupan Taman Wisata Alam Gunung Tangkubanparahu karena gunung yang masih berstatus Level II (waspada), berdampak terhadap tempat wisata di sekitarnya. Penurunan wisatawan terjadi di sejumlah lokasi wisata di sekitar Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole Sapto Wahyudi mengatakan, tingkat kunjungan mengalami penurunan sejak Gunung Tangkubanparahu mengalami erupsi pada 26 Juli lalu. Penurunan kunjungan itu meliputi hotel, restoran, maupun fasilitas outbond yang ada di Grafika Cikole.
“Kunjungan wisata di Grafika sangat terdampak (erupsi Tangkubanparahu), baik pengunjung yang menginap, yang makan saja, maupun yang beraktivitas outbond. Apalagi sewaktu pertama erupsi, ada video yang beredar, tamu itu ketakutan,” kata Sapto, kemarin.
Baca Juga:Genjring Bonyok Terinspirasi dari Kesenian Genjring SholawatBuruh Tuntut Dukungan Bupati Subang
Menurut dia, tamu Grafika memiliki beberapa karakter yang berbeda dalam menyikapi erupsi Gunung Tangkubanparahu. Yang pertama, kata dia, tamu yang langsung membatalkan kunjungan saat mengetahui situasi Tangkubanparahu dari media sosial maupun media massa.
“Mereka melakukan reschedule, dan kami bisa fasilitasi. Kedua ada tipe tamu yang terus menanyakan kondisi terkini. Dengan kekhawatiran tamu, maka kami nyatakan tutup, mereka bisa menerima kondisi tersebut, lalu mereka membatalkan atau me- reschedule,” katanya.
Meski begitu, lanjut dia, masih ada tamu yang tetap ingin menginap di Grafika Cikole. “Kami bantu mereka yang tetap ingin menginap, tapi dengan beberapa catatan. Itu pun enggak untuk seluruh kamar dibuka untuk tamu,” tuturnya.
Administratur Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara, Komarudin mengakui, pascaerupsi Tangkubanparahu wisatawan yang datang ke objek wisata di lahan Perhutani mengalami penurunan drastis. Selain Terminal Wisata Grafika Cikole, tempat wisata di lahan Perhutani yang lain ialah Orchid Forest, Wisata Hutan Pinus Pal 16, dan Cikole Jayagiri Resort.
“Gunung Tangkubanparahu sempat normal dan dibuka, kami cukup lega karena kunjungan wisatawan ke objek wisata yang bekerja sama dengan Perhutani kembali ramai. Namun, karena levelnya naik lagi, maka kami pun meningkatkan personel Polhut dan Polter sebanyak 30 orang,” katanya.
Keempat objek wisata tersebut, terang dia, sampai saat ini tetap beroperasi meski pengunjung tidak seramai biasa. Petugas Perhutani pun memberikan edukasi kepada pengunjung, mengingat keempat tempat wisata tersebut berada tak begitu jauh dari Tangkubanparahu.