Berdasarkan ajaran spirit yang dibawa oleh Nabi Ibarahim, Rasullah Saw telah mengajarkan umat manusia untuk terus menyembah hanya kepada Allah SWT, menyakini Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Tiada Tuhan selain Allah. Ajaran inilah yang harus dijalankan oleh seluruh umat manusia jika menginginkan keselamatan dan kedamaian dalam menjalani proses perjalanan hidup yang bergerak secara cepat.
Keyakinan seperti itu menunjukkan segala sesuatu yang selain Allah Swt merupakan makhluk yang tidak memiliki hak sedikit pun untuk diperlakukan sebagai Tuhan. Dan pada saat yang sama, hal itu juga mengambarkan ketidakbolehan manusia untuk diperlakukan semena-mena atau direndahkan harkat martabat kemanusiannya, karena manusia di hadapan Tuhan adalah sederajat, hanya nilai-nilai ketakwaan yang membuat manusia menjadi tinggi di hadapan Tuhannya.
Menurut seorang cendikiawan Muslim Ali Syariati Dalam catatan perjalanananya dalam berhaji yang berjudul Al-Faridha Al-Khamisah yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “Makna Haji” mengungkapkan bahwa ketika melaksanakan wukuf di Padang Arafaf, jemaah haji harus memahami bahwa itu adalah gambaran saat-saat manusia akan dibangkitkan di Padang Mahsyar ketika kiamat terjadi. Tidak akan ada satu manusia pun yang bisa menolong. Seluruh umat manusia hanya memfokuskan dirinya sendiri.
Baca Juga:Aksi Solidaritas Tolak Razia Buku, Perpustakaan Jalanan Buka Lapak BacaReynaldi Caleg Termuda Bertekad Majukan Olahraga
Karena itu mereka harus banyak merenung dan memohon ampun kepada Allah atas berbagai macam perbuatannya selama di dunia. Padang Arafah juga merupakan gambaran saat manusia akan ditimbang segala amal perbuatan baik dan buruk. Di mana para jemaah haji akan diajak untuk merenung tentang dahsyatnya Padang Mahsyar yang pasti akan terjadi pada hari kiamat nanti.
Situasi yang sangat panas itu akan menjadi bukti bahwa panasnya hari kiamat jauh akan melebihi panasnya di alam dunia. Kita pun akan sulit untuk memungkiri bahwa kehidupan ini harus mengalami rasa panas dan kelelahan yang luar biasa. Semua manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan Allah
Implikasi yang sangat logis dari rangkaian ibadah ritual haji adalah munculnya tauhid sebagai nilai moral dalam kehidupan sosial. Tauhid Islam adalah akidah yang menumbuhkan moralitas proses pembebasan umat manusia. Dengan demikian ada hubungan yang satu sama lain tak bisa dipisahkan antara ide moneteisme pada satu sisi dan pengembangan moral kemanusian universal pada sisi yang lain