SUBANG-Ketua KNPI Kabupaten Subang, Soleh Hasanudin mengatakan, Subang bagian utara tidak lepas dari sejarah bangsa, yaitu menjadikannya Subang khususnya wilayah utara sebagai lumbung logistiknya bangsa kolonial.
“Tentu bukan tanpa alasan mereka menyulap tanah yang subur menjadi pusatnya pertanian yang membentang dari barat hingga ke timur,” ungkapnya.
Sehingga dari masa ke masa hasil produksi yang melimpah dari pertanian dan perikanan menjadi komoditi unggulan bangsa ini untuk dieksport ke bangsa lain. Akhirnya karakteristik sebagai daerah agraris membentuk budaya dan kearifan lokal yang kental sebagai alat pemersatu di masyarakat Kabupaten Subang, khususnya wilayah pantura.
Baca Juga:Bupati Anne Minta Pramuka Harus Sasar Anak-AnakMengenang Almarhum Fahmi Fasya, Pejuang Literasi Hingga Akhir Hayat
“Setelah kita telah dari kesehariannya, ternyata dari masa ke masa mereka cukup menikmati sebagai petani karena tidak sedikit masyarakat terangkat kehidupannya disebabkan karena tanah yang subur ditunjang dengan air yang berkecukupan akhirnya menghasilkan nilai produksi yang melimpah,” ungkapnya.
Dari ulasan fenomena perkembangan dari masa ke masa yang terjadi kebelakang, maka tidak ada masalah yang krusial tentang kondisi pertanian di Kabupaten Subang.
“Adapun yang membedakannya adalah sistem pertanian yang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah, baik permasalahan pasokan pupuk maupun pluktuasi harga gabah,” ujarnya.
Dia mengatakan, yang dirasa berubah signifikan dibanding masa sebelumnya, yang kita ketahui bersama peran serta penyuluh pertanian begitu massif turun kesawah membantu para petani.
“Ungkapan ini sempat saya diskusikan dengan kawan yang bekerja di Thailand sebagai tenaga ahli produksi di sebuah perusahaan sabun yang cukup terkenal dan ternyata bahan dasarnya dari hasil pertanian dan perkebunan,” ungkapnya.
Dia mengaku, masih teringat waktu diskusi disela kegiatan pemuda pelopor Kabupaten Subang tahun 2009. Menurutnya, kawannya tersebut berpandangan kalau Subang adalah surganya dunia dimana Tuhan menciptakan tanah yang subur dan air yang cukup untuk menghidupi semua masyarakatnya.
“Jadi menurutnya kelola tanah ini dengan baik justru industri pabrik tidak sepenuhnya diperlukan karena dipastikan dari dengan bertani, berkebun berternak dan di perikanan pun akan menghasilkan pendapatan yang melimpah,” ujarnya.
Baca Juga:Soal Tabungan yang Dipakai, Orang Tua Siswa SDN Karangmulya Siapkan Jalur HukumBang Ara Umrohkan 9 Kader PDIP
Sementara itu, kata dia, lain halnya ketika tujuan sudah berbeda, paradigma industri menjadi trend kekinian sebagai simbol kemajuan daerah. Maka tiap daerah berebut investor untuk memajukan daerahnya dengan salah satu penilaiannya yaitu banyak berdirinya pabrik-pabrik dan hunian-hunian elite serta fasilitas-fasilitas umum sebagai sarana interaksi bisnis yang ditunjang oleh sarana transportasi dengan jangkauan nasional maupun internasional.